Stabilkan Harga Cabai, DKPP Lumajang Bentuk Cluster Pertanian di Lima Kecamatan
Hendra Swandaru, Kepala Bidang Hortikultura DKPP Kabupaten Lumajang.--
LUMAJANG, MEMORANDUM.CO.ID – Untuk menekan gejolak harga cabai yang sempat melonjak beberapa pekan terakhir, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang mengambil langkah strategis dengan membentuk cluster pertanian cabai.
Program ini difokuskan pada produksi cabai rawit dan cabai merah besar di lima kecamatan, yakni Sumbersuko, Pasrujambe, Senduro, Lumajang, dan Kunir.
Kepala Bidang Hortikultura DKPP Lumajang, Hendra Swandaru, mengatakan pembentukan cluster bertujuan menjaga pasokan dan kualitas hasil panen agar harga di pasaran tetap stabil.

Mini Kidi--
“Dengan adanya cluster, produksi cabai lebih terkontrol sehingga harga di pasar tidak mudah naik tajam. Petani juga bisa saling berbagi praktik terbaik untuk meningkatkan hasil panen,” jelas Hendra saat dikonfirmasi melalui WhatsApp pada Minggu 12 Oktober 2025.
Menurut Hendra, sistem cluster juga mempermudah pengawasan terhadap mutu cabai dan pengendalian hama terpadu di lapangan.
BACA JUGA:Harjalu Ke-780, Kapolres Lumajang Buka Trail Adventure Day
Ia menilai, upaya ini sangat diperlukan karena harga cabai di Lumajang sempat berfluktuasi tajam akibat cuaca ekstrem dan serangan hama.
Data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur menunjukkan, per 1 Oktober 2025 harga rata-rata cabai di tingkat konsumen mencapai cabai merah keriting Rp39.666/kg, cabai merah besar Rp50.000/kg, dan cabai rawit merah Rp45.000/kg.
Namun, hingga 9 Oktober 2025, harga di pasar utama seperti Pasar Baru, Pasar Sukodono, dan Pasar Pasirian mulai stabil dengan kisaran Rp35.000–Rp50.000 per kilogram.
BACA JUGA:Semangat Jiwa Korsa Warnai Upacara Tradisi Pembaretan Korps Arhanud di Lumajang
“Faktor utama penyebab fluktuasi sebelumnya adalah stok cabai yang menurun, curah hujan tinggi yang membuat cabai mudah busuk, serta serangan penyakit seperti petek, antraknosa, dan layu fusarium,” tambah Hendra.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Awan Gono, Sulkhan Maarif,, menyambut positif kebijakan tersebut.
“Cluster membuat kami bisa berbagi pengalaman dan menjaga kualitas panen. Hasilnya, harga di pasar pun lebih stabil dan petani tidak rugi,” ujarnya.
Program cluster cabai yang dijalankan DKPP Lumajang ini diharapkan mampu menjadi model keberhasilan daerah dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
Sumber:



