umrah expo

Sosok Seniman Gatra Nugraha, Merajut Dimensi Ekpresi Lewat Teatrikal dan Gerakan Literasi

Sosok Seniman Gatra Nugraha, Merajut Dimensi Ekpresi Lewat Teatrikal dan Gerakan Literasi

Gatra Nugraha saat tampil dalam acara HUT Kemerdekaan RI.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Di tengah hiruk pikuk modernitas, seorang pemuda asal Surabaya, Gatra Nugraha, memilih jalur unik untuk menyuarakan pikiran dan perasaannya. Yakni, melalui seni teatrikal.

Pemuda kelahiran Surabaya, 6 Juli 1991 ini telah mengukir jejaknya sebagai seniman yang tak hanya berani berekspresi, namun juga aktif menginspirasi masyarakat.

BACA JUGA:Sosok Gabriel Rey, Bos Kripto Pemilik Lamborghini Revuelto


Mini Kidi--

Bagi Gatra, teatrikal bukan sekadar pertunjukan, melainkan sebuah medium untuk membuka ruang dimensi ekspresi.

"Rasanya senang sekali bisa mengekspresikan pikiran, hati, dan rasa melalui gerakan tubuh," tutur Gatra, Rabu, 21 Mei 2025.

Baginya, panggung adalah kanvas di mana emosi dan gagasan dapat diwujudkan dalam gerak dan raga. Perjalanan Gatra dalam dunia teatrikal dimulai sejak tahun 2009. Ia tergabung dalam komunitas seni bernama Mr Day.

BACA JUGA:Sosok Hermawan Priyono dari Sepak Bola Mengajarkan Kerja Sama dan Strategi Bagi Pengusaha Sukses

Dalam aksinya, pemuda asli Karang Tembok ini cenderung memilih gaya kontemporer di setiap pementasannya. Pendekatan ini memungkinkan Gatra untuk tidak terpaku pada naskah atau momen tertentu.

"Kami tidak menunggu momen, kami lebih mengedepankan spontanitas, mengekspresikan fenomena-fenomena yang sedang hangat terjadi di masyarakat," jelasnya.

BACA JUGA:Sosok Gea Sekar Malinda, Sang DJ Sound Horeg yang Multitalenta

Dengan demikian, setiap pertunjukan menjadi respons langsung terhadap realitas sosial yang berkembang.

Selain mendalami seni teatrikal, sosok Gatra juga memiliki bakat di bidang lain. Ia aktif menggeluti musik, menambahkan dimensi artistik yang lebih luas pada profilnya.

Tak hanya itu, kepedulian sosial Gatra juga tercermin dari aktivitasnya sebagai pegiat literasi dari kampung ke kampung. “Literasi adalah kunci untuk membuka cakrawala pemikiran masyarakat,” tandas Gatra. (bin)

Sumber: