Persebaya Butuh Arah Baru, Bukan Sekadar Pelatih Baru
Catatan Redaksi Anis Tiana Pottag.--
Chelsea memang meraih kemenangan demi kemenangan, tetapi identitas permainan mereka hilang di antara serangkaian pergantian pelatih yang tak pernah berujung.
Kini, Persebaya berada di posisi yang nyaris serupa bedanya, klub ini tidak memiliki kemewahan skuad bertabur bintang seperti Chelsea.
Jika pelatih berubah, tetapi kualitas pemain tidak diperkuat, struktur tim tidak ditata, dan visi jangka panjang tidak dirancang dengan jelas, maka klub hanya akan kembali ke titik awal.
Perubahan pelatih tanpa perubahan struktur hanya akan melahirkan siklus yang terus berulang: awal baru yang tidak pernah benar-benar baru.
Suporter Persebaya adalah salah satu yang paling setia dan paling vokal di negeri ini.
Namun loyalitas sebesar itu juga membawa ekspektasi yang kerap membebani manajemen dan pelatih. Di sinilah Persebaya diuji: apakah akan terus tunduk pada tekanan instanisme, atau mulai berpikir lebih jauh dari sekadar pertandingan berikutnya? Stabilitas bukan berarti membiarkan kekalahan berlarut-larut.
Stabilitas adalah kesediaan untuk menata ulang struktur tim secara menyeluruh, bukan hanya mengganti figur di pinggir lapangan.
Persebaya adalah klub dengan sejarah panjang dan marwah besar. Tetapi masa depan tidak akan dibangun oleh masa lalu, melainkan oleh keputusan-keputusan berani hari ini.
Klub ini perlu lebih dari sekadar pelatih baru; ia membutuhkan arah baru. Dan arah itu tidak akan terbentuk jika setiap proyek dibatalkan sebelum sempat berjalan.
Pada akhirnya, yang dibutuhkan bukan sekadar sosok pelatih ke-12, melainkan tekad kolektif untuk memutus siklus lama. Karena klub besar tidak diukur dari seberapa cepat ia memecat pelatih, tetapi seberapa teguh ia menjaga jalur jangka panjangnya meski badai kritik sedang kencang-kencangnya.
Sumber:



