Dari Gatotkaca ke Maung

Dari Gatotkaca ke Maung

--

ADA yang menarik dari keputusan Presiden Prabowo Subianto pekan ini. Ia memerintahkan seluruh jajaran kabinetnya untuk menggunakan mobil Maung sebagai kendaraan dinas. Mobil buatan anak negeri. Dari PT Pindad. Dari Bandung. Dari tanah yang sama di mana BJ Habibie dulu membangun pesawat Gatotkaca CN-250.

BACA JUGA:Intelektual Pun Bisa Jadi Korban Bully

Perintah itu bukan sekadar soal mobil dinas. Tapi tentang pesan kebangsaan. Tentang harga diri. Tentang keyakinan bahwa bangsa ini bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

Dulu, 1995. Seorang anak bangsa berdiri di landasan pacu Husein Sastranegara. Di belakangnya, tubuh raksasa berwarna putih dan biru. “Inilah karya anak bangsa,” kata BJ Habibie dengan mata berkaca-kaca. Gatotkaca, pesawat turboprop pertama buatan Indonesia, mengudara. Dunia terperangah. Indonesia bangga.

BACA JUGA:Mereka yang Tak Kembali

Kini, 30 tahun kemudian, Prabowo melanjutkan semangat itu. Bedanya, bukan dari langit, tapi dari jalanan. Ia ingin menterinya, jenderalnya, dan pejabatnya, naik mobil hasil karya negeri sendiri. Maung — kendaraan taktis hasil riset, keringat, dan ketekunan insinyur Pindad.

Ada kesamaan pola pikir di antara keduanya: percaya pada kemampuan bangsa sendiri. Habibie membuktikan bahwa anak Indonesia bisa membuat pesawat. Prabowo ingin membuktikan bahwa anak Indonesia bisa membuat mobil yang layak bersaing dengan produk asing.

BACA JUGA:Cangar atau Sangar, Bedanya? Nyawa

Apakah ini romantisme nasionalisme? Mungkin iya. Tapi di tengah banjir produk impor, kadang kita memang butuh sedikit “romantisme” untuk kembali percaya pada diri sendiri.

Maung memang belum sepopuler merek Jepang. Tapi bukankah Gatotkaca juga dulu belum dipercaya terbang jauh? Yang penting: mulai dulu. Karena tak ada bangsa besar yang menunggu sempurna untuk memulai.

BACA JUGA:Tepuk Tangan untuk Janji Suci

Prabowo tahu, kebanggaan nasional tidak lahir dari pidato, tapi dari produksi.Dari kerja nyata. Dari pabrik yang berasap, bukan ruang rapat yang dingin. Dari keputusan sederhana: memakai produk sendiri.

Dan jika benar seluruh pejabat negara kelak berbaris dengan Maung di garasi kementerian masing-masing, maka sejarah akan mencatat: setelah Habibie membuat bangsa ini menengadah ke langit, Prabowo membuat bangsa ini menunduk melihat kakinya — dan sadar, tanah yang dipijak pun bisa melahirkan kebanggaan.

BACA JUGA:ASN Naik Gaji, Warkop Naik Omzet

Sumber: