Ajining Diri Soko Lathi
Catatan Redaksi Eko Yudiono.--
Pepatah Jawa mengatakan, "Ajining rogo soko busono, ajining diri soko lathi."
Artinya, kehormatan raga dilihat dari penampilan, sementara harga diri seseorang diukur dari ucapannya.
Pepatah ini bukan sekadar warisan budaya, melainkan cermin nyata kehidupan, khususnya ketika dikaitkan dengan apa yang tengah menimpa sejumlah nama besar di parlemen Indonesia.
Jika dikorelasikan dengan apa yang menimpa anggota DPR-RI, pepatah ini tepat kiranya.
Mengingat, apa yang keluar dari mulut mereka, akhirnya menjadi bumerang. Kembali kepada diri mereka sendiri.
Sedekat apapun dengan kekuasaan, toh mereka akhirnya tak berdaya. Bersembunyi hingga lari tunggang-langgang ke luar negeri. Ngeri!
Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Adies Kadir, Nafa Urbach juga Uya Kuya kini harus merelakan kursi mewah DPR-RI yang mereka raih dalam Pileg 2024 silam.
Rumah Sahroni dijarah. Begitu juga dengan rumah mewah Eko Patrio. Diobok-obok massa. Setali tiga uang, juga menimpa Uya Kuya dan Nafa Urbach.
Dalam sekejap, ucapan minor wakil rakyat yang sebelumnya viral menuai hasilnya. Di zaman yang serba viral ini, ucapan mereka segera menyebar.
Platform digital yang seolah tanpa fire wall membuat akses tak terbatas.
Efeknya, bisa ditebak. Anggota DPR RI yang terhormat itu 'dirujak' nitizen di dunia maya. Di dunia nyata, lebih galak lagi. Massa memporak-porandakan istana mereka.
Mobil, juga barang-barang mewah mereka dijarah. Entah itu oleh rakyat yang marah atau penyusuf yang biasanya selalu memanfaatkan situasi dan kondisi.
Perlu digarisbawahi, apa yang menimpa mereka bisa jadi pelajaran berharga. Tentang pentingnya menjaga lisan. Pentingnya mengeluarkan pernyataan.
Karena lisan bisa jadi senjata mematikan. Lisan bisa menjadi penyelamat bahkan musibah.
Sumber:



