Fenomena Sound Horeg
Muhammad Ridho--
Catatan: Muhammad Ridho

Ilustrasi pawai sound horeg. --
Akhir-akhir ini, fenomena kemunculan Sound Horeg di tengah masyarakat menjadi perhatian publik.
Namanya semakin melejit setelah adanya fatwa haram, yang dikeluarkan oleh salah satu tokoh agama di Jawa Timur.
Sejatinya, sound horeg adalah perangkat suara yang sama dengan sound system, yang biasa digunakan di hajatan kampung-kampung.
Namun yang membedakan, bunyi yang dihasilkan sound horeg lebih keras, dan dentuman bass juga sangat kuat.
Tak kenal umur, dari usia anak-anak, dewasa hingga orang tua, Sound horeg mampu menjadi hiburan.
Dentuman suara dan bass yang dihasilkan membuat masyarakat asik dan menikmati alunan musik yang diputar.
Di bulan Agustus sound horeg sering ditemui di jalanan, untuk mengiringi dan memeriahkan karnaval peringatan Kemerdekaan Indonesia.
Kemunculannya dilengkapi dengan dancer yang siap menunjukan aksinya. Tak luput goyangan Pargoy juga akan membius penontonnya.
Nyatanya meskipun dapat menghibur masyarakat, kehadiran sound horeg menjadi persoalan yang dibahas oleh para ulama.
Bukan tanpa sebab keberadaan dancer yang berpenampilan seksi dan seronok serta jogetan pargoy yang dapat dilihat langsung oleh khalayak umum, khususnya anak-anak menghawatirkan akan mengganggu moral generasi penerus bangsa.
Disamping itu paparan suara keras dan dentuman sound horeg dalam waktu lama juga dibahas oleh dinas kesehatan yang dimana dapat memicu gangguan kesehatan pendengaran hingga jantung.
Hal inilah yang menjadi pertimbangan bahwa kehadiran sound horeg memunculkan pro dan kontra.
Sumber:



