LAMONGAN, MEMORANDUM-Sempat menduduki angka stunting 27,05 pada tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Lamongan mampu mengatasi kasus tersebut. Terbukti pada tahun 2023 angka stunting turun drastis menjadi 9,4, angka tersebut merupakan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
"Kasus stunting Lamongan memang pada tahun 2022 berada pada kategori tinggi, namun terus kita upayakan untuk menekan kasus stunting dengan berbagai upaya. Upaya tidak hanya sebatas pengobatan melainkan kita gencarkan mulai pencegahan stunting," tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.
BACA JUGA:Dinas Pertanian Tulungagung Rakor Bersama Sejumlah LSM dan DPRD, Ini Hasilnya
Berhasil mencapai target dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yakni 12,3 persen pada tahun 2024. Tentu penurunan kasus stunting di Lamongan hasil dari ragam upaya yang telah dilakukan.
BACA JUGA:Janggal, Sapa Perantau Pulang Kampung, Foto Dinas Bupati Lamongan Tanpa Wabup
Karena upaya penurunan stunting di Kabupaten Lamongan dilakukan secara bertahap. Tidak hanya fokus pada penanganan penderita, melainkan ada edukasi pada orang tua hingga remaja. Selain itu juga dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak melalui beberapa program inovasi, diantaranya ialah program 1-10-100
(Bekerja sama dengan PKK) program ini digagas untuk penanganan balita stunting dengan memberikan bantuan makanan yang bergizi dengan melibatkan swadaya masyarakat dan CSR.
Dimanan 1 paket di berikan kepada 10 anak dan selama 100 hari, inovasi MONALISA BERDANSA ( Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa), Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Gerakan Bersama Cegah Ibu Hamil Anemia, TILIK INSERT BUMIL (Tingal Klik Informasi Seputar Kesehatan Ibu Hamil), RANSEL SI DORA (Gerakan Selamatkan Ibu Hamil Dengan Siaga Donor Darah).
Serta RESA BERSAMA DASHAT (Remaja Sehat Bersama Dapur Sehat Atasi Stunting), FORIKAN (Forum Gemar Makan Ikan), Audit Kasus Stunting tingkat Kecamatan, Pemberian Sertifikat untu Ibu Menyusui, Skrining (Pendataan Keluarga Beresiko stunting), dan lainnya.
"Selain bertahap, penanganan kasus stunting di Lamongan juga dilakukan bersama lintas sektor. Sehingga seluruh program inovasi direalisasikan bekerjasama dengan lintas OPD, Pemdes, PKK, masyarakat dan lainnya. Tujuannya ialah mengakselerasi penurunan kasus stunting," terang Pak Yes sapaan akrabnya.
Selanjutnya orang nomor satu di Kota Soto menjelaskan bahwa penurunan persentase stunting di Lamongan juga dapat dilihat dari angka Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) tahun 2023, stunting di Kabupaten Lamongan menurun.
Pada Februari 2022 angkanya menempati 6,80%, untuk Agustus 2022 menempati angka 5,70%. Dan pada Februari tahun 2023 menempati angka 4,80% dan pada Agustus 2023 menempati angka 4,01%. (pul)