GRESIK, MEMORANDUM - Dampak gempa bumi 6.5 Magnitudo di kedalaman 10 km timur laut Tuban masih menyisahkan duka. Malam ini, puluhan warga terdampak mengungsi dengan mendirikan tenda di area perbukitan.
Belasan rumah milik warga ini hancur dan mengalami keretakan akibat diguncang gempa beberapa kali. Mereka ketakutan, dan memutuskan tinggal di dataran tinggi
BACA JUGA:Gempa Magnitudo 6.0 di Pulau Bawean, Belasan Bangunan Rusak, Seorang Jemaah Terluka
BACA JUGA:Gempa Susulan 6,5 Magnitudo, BPBD Kota Surabaya Terjunkan Anggota Sisir Bangunan Terdampak
Saiful, perangkat Kecamatan Sangkapura Bawean mengatakan, saat ini ia bersama warga mengungsi di areal perbukitan setempat berbekal tenda.
"Banyak atap yang runtuh, rumah rusak. Dan saat ini masyarakat perkotaan sudah pindah ke pegunungan semuanya," kata Saiful, Jumat 22 Maret 2024, malam.
Menurut Saiful, warga yang berpindah di pegunungan saat ini gegara takut akan terjadi gempa susulan. Sebab, BMKG mengungkapkan sewaktu-waktu bisa terjadi gempa susulan di perairan Tuban.
"Karena ketakutan, dan agar tenang bila sewaktu waktu terjadi gempa susulan ketika tidur malam. Warga berbagai umur; kini bermalam dengan api dan juga tenda," ucap dia.
BACA JUGA:Kondisi Terbaru Akibat Gempa Bumi di Bawean, Masjid Runtuh hingga Pasien RSUD Berhamburan
BACA JUGA:Gempa Berkekuatan 6,0 SR, 17 Kereta Api Melakukan Berhenti Luar Biasa
Ssmentara itu, Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pulau Bawean, Ari Djajanto menyebut, banyak kerusakan rumah warga akibat gempa. Katanya, BMKG bersama BPBD setempat melakukan 'assesment'.
"Kami sudah mengedukasi kepada warga supaya berada di luar rumah saat terjadi gempa. Dari data diperoleh, kemungkinan masih ada lagi gempa susulan," terang Ari.
"Bersama petugas BPBD dan stakeholders terkait. Kami sudah mengupayakan mengamankan warga dan masih mendata imbas pascagempa. Banyak bangungan dan juga rumah rusak," pungkas dia.(fdn)