EMORANDUM - Di era digital ini, game online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang. Namun, di balik keseruannya, game online juga menyimpan bahaya yang tak kasat mata, yaitu kecanduan.
Kecanduan game online dapat diibaratkan sebagai bom waktu yang siap meledak kapan saja. Dampaknya tak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang tua, keluarga, dan bahkan masyarakat.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Laptop MSI Andalan Gamer Profesional
Berikut beberapa fakta mengejutkan tentang kecanduan game online:
1. 1. Kasus kecanduan game online terus meningkat: Riset dari Statista menunjukkan bahwa 2,5 persen gamer di Indonesia mengalami kecanduan game online. 2. 2. Dampak fatal: Kecanduan game online dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti depresi, kecemasan, insomnia, gangguan kesehatan fisik, hingga kematian. 3. 3. Ancaman bagi masa depan: Kecanduan game online dapat mengganggu pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial.BACA JUGA:6 Rekomendasi HP Gaming Harga 2 Jutaan, Lancar Main Game
Kasus-kasus tragis akibat kecanduan game online pun marak terjadi :
1. 1. Remaja di Surabaya meninggal dunia setelah bermain game online selama 24 jam tanpa henti. 2. 2. Seorang anak di Bandung nekat mencuri uang orang tua demi top up game online. 3. 3. Mahasiswa di Jakarta mengalami depresi berat dan drop out dari kuliahnya karena kecanduan game online.BACA JUGA:Ternyata Main Game Bukanlah Hal Yang Buruk, Inilah 5 Manfaat Main Game
Pemerintah dan masyarakat perlu bahu membahu untuk mengatasi ancaman nyata ini:
1.Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait game online, seperti pembatasan usia dan konten game. 2. Orang tua perlu memberikan edukasi dan pengawasan kepada anak-anak mereka tentang penggunaan game online yang bijak. 3. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang bahaya kecanduan game online dan membangun lingkungan yang mendukung untuk mencegahnya. BACA JUGA:6 Game Buatan Indonesia yang Dimainkan oleh Gamer Dunia!Mari kita bersama-sama memerangi kecanduan game online demi masa depan generasi muda yang lebih baik. (*)