Probolinggo, Memorandum.co.id - Pipa bocor PDAM Kota Probolinggo berdampak pada matinya aliran air. Akibatnya 19.900 kepala keluarga, dan hampir 20 ribu pelanggan belum bisa menggunakan air bersih seperti biasanya.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin memastikan terganggunya pipa induk PDAM di Sumber Mata Air Ronggojalu, Kabupaten Probolinggo.
"Kita melihat langsung kebocoran terjadi pada pipa utama 18 dim. Namun, titik yang bocor berbeda. Kali ini, sambungan pipa bocor karena terjadi tanah longsor di sekitar pipa 18 dim. Longsoran tanah menimpa pipa, sehingga pipa melengkung dan bocor," ujar Wali Kota Hadi Zainal Abidin, saat sidak perbaikan pipa utama PDAM yang bocor, Senin (10/2).
Hadi Zainal Abidin mengatakan, bahwa tidak mudah untuk mengerjakan perbaikan. Meski begitu pihaknya memahami keluhan dari warga Kota Probolinggo. Upaya perbaikan terus menerus dilakukan.
"Kami sudah cari pipa 18 dim ke Surabaya, namun tidak tersedia. Upaya terus menerus akan kita lakukan secepatnya supaya tetap bisa berjalan normal. Mohon doanya, agar masalah menjadi sebuah pelajaran agar kedepannya bisa secepatnya teratasi," tandas Wali Kota.
Wali Kota memastikan kedepan Pemkot Probolinggo melakuka evaluasi untuk mengambil langkah- langkah. "Supaya ke depan tidak ada lagi kendala-kendala seperti ini. Apabila sudah kembali normal, maka menanggulangi putusnya aliran air ke wilayah Kota Probolinggo segera terjawab," ucapnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Kota Probolinggo, Siswadi mengatakan pipa PDAM yang bocor beberapa waktu lalu sudah selesai diperbaiki. Nanum masalah kebocoran kali ini beda lagi. "Di sekitar pipa terjadi longsoran, karena hujan deras di Ronggojalu. Akibatnya, longsoran tanah menyebabkan pipa bocor," tutur Siswadi.
Siswadi berharap, tidak lagi turun hujan selama proses perbaikan. "Sebab jika hujan turun, maka proses perbaikan tidak bisa dilanjutkan,” jelas Siswadi.
Siswadi tidak menampik bahwa kondisi yang terjadi telah disampaikan dalam pengumuman PDAM yang menyebut, perbaikan pipa bisa berdampak pada aliran air yang kecil, bahkan mati atau tidak mengalir. Untuk mengatasinya, PDAM menerjunkan tim untuk dropping air bersih ke masyarakat.
"Memang tidak semua titik di-dropping air bersih. Sebab, keterbatasan jumlah petugas. Droping air melibatkan 8 unit mobil, diantaranya 4 unit mobil Dinas Lingkungan Hidup (DLH), 2 unit mobil Damkar, 1 unit mobil PDAM Kota Probolinggo," sebutnya.
Selain itu, droping air juga dibantu oleh 1 unit mobil PDAM Kabupaten Probolinggo. Selain bagi warga yang membutuhkan, tempat ibadah menjadi prioritas droping air.
“Jadi kita koordinasi bagaimana caranya agar droping air dilakukan. Termasuk dengan PDAM Kabupaten Probolinggo yang juga ikut mensupport,” pungkas Siswadi. (mhd/sr/day).