SURABAYA, MEMORANDUM - Keluarga Andrian Pranowo (34), korban mutilasi tukang pijet di Malang tidak mau berkomentar terkait kasus. Dan menyarankan konfirmasi ke Polda Jawa Timur.
Jawaban tersebut diperoleh setelah Memorandum berusaha menemui pihak keluarga di rumahnya di Jalan Prapen Indah Blok I/12-A, Minggu 7 Januari 2024.
Rumah berpagar putih itu terlihat sepi. Setelah dipencet bel rumahnya, tak lama kemudian terdengar suara orang sedang membuka pintu garasi warna coklat dari sisi sebelah kiri.
Wanita tersebut hanya menemui dari balik pintu saja. Lalu menanyakan maksud dan tujuan kedatangan wartawan Memorandum.
"Saya asisten rumah tangga (ART)," terangnya. Saat ditanya namanya, wanita itu juga tidak mau.
Begitu yang datang adalah wartawan, wanita itu tidak mau menjawab dan menyarankan ke Polda Jatim. "Maaf Mas saya tidak bisa, langsung saja ke Polda," saran dia.
Merasa menemui jalan buntu, Memorandum berusaha menemui Ketua RW 07, Budi di rumahnya di Prapen Indah I-H. Namun hanya ditemui oleh ART-nya. "Bapak keluar tidak tahu ke mana," jelas ART Budi.
Sedangkan Mulyono, sekuriti Prapen Indah saat ditemui mengaku tahu jika ada warga bernama Andrian yang menjadi korban mutilasi di Malang. "Saya tahu dari media sosial, sudah menyebar beritanya," katanya saat ditemui di sela-sela jaga.
Saat ditanya siapa Andrian, Mulyono mengaku tidak pernah mengetahui dan melihatnya. "Tapi kalau rumahnya tahu di blok I," jelas Mulyono sambil menunjuk arah rumah Andrian.
Mulyono menjelaskan, dulu sekuriti rumah korban di Prapen Indah Blok I ikut Tenggilis Utara, meski masih satu lingkungan di RW 07. Sehingga ditanya keseharian Andrian, dia tidak tahu. "Karena beda sekuriti jadi korban tidak pernah lewat pos sekuriti sini," ujarnya.
Lingkungan di rumah Andrian memang terlihat sepi. Bahkan tetangganya tidak mengenal dengan korban yang menjadi korban mutilasi di Malang.
"Saya tidak kenal nama Andrian. Coba tanya ke rumah Ketua RT-nya," tutur Sadiyo, ibu rumah tangga yang rumahnya masih satu ruang lingkup dengan Andrian, namun beda alamat rumah dan RT.
Memorandum juga berkunjung ke kediaman Ketua RT 05/RW 07, Ninik yang berjarak dua rumah dengan Andrian. Sampai sana berusaha menemuinya, tapi dipencet tombol rumahnya tidak ada yang keluar.(rio)