SURABAYA, MEMORANDUM - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi besar memiliki tugas besar untuk umat/bangsa dan negara ini dan tugas besar NU itu ada di pundak Ikatan Sarjana NU (ISNU).
"Dulu, jihad NU itu dengan perjuangan para ulama, tapi jihad NU ke depan adalah membangun umat dan kemanusiaan," katanya dalam arahan pada Pelantikan dan Musykerwil I PW ISNU Jatim di Surabaya, Sabtu 23 Desember 2023.
Dalam acara yang juga ditandai dengan peluncuran buku "No One Left Behind" karya Gubernur Jatim Hj Khofifah Indar Parawansa itu, Wapres mengaku bangga dengan ISNU sekarang, terutama ISNU Jatim, karena banyak guru besar dalam kepengurusannya, padahal NU di masa lalu tidak mempunyai profesor/doktor.
"Alhamdulillah, NU akan besar dengan potensi sarjana, intelektual, dan profesional yang ada, karena orang berilmu itu memiliki qolbun salim atau hati yang bersih, sikapnya tidak asal comot, suka membandingkan banyak hal, dan membawa NU sebagai organisasi perbaikan," katanya.
BACA JUGA:Wapres Minta ASN Jaga Kondusifitas Jelang Pemilu 2024
Di hadapan 1.000 lebih pengurus ISNU se-Jatim, Ketua Umum PP ISNU Prof H Ali Masykur Moesa, MenpanRB Abdullah Azwar Anas, tokoh NU dari PBNU Prof Mohammad Nuh, dan sejumlah konsul dari Australia, AS, dan Jepang, Wapres menyebutkan ISNU mengemban empat tugas NU sebagai organisasi besar dan terbesar di dunia.
"Empat tugas besar NU atau jihad NU ke depan yang diemban ISNU adalah pemberdayaan SDM;
pemberdayaan umat dalam akidah, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya; tanggung jawab kebangsaan; dan tanggung jawab global," katanya.
Khusus tanggung jawab kebangsaan adalah bagaimana meng-NU-kan dunia, dengan konsep-konsep yang menyelamatkan umat dan dunia dari paham dan gerakan yang menyimpang/ekstrem menuju gerakan wasathitah atau moderat.
"Jihad NU ke depan yang diemban ISNU dalam tanggung jawab kebangsaan itu terkait cinta Tanah Air atau hubbul wathon minal iman untuk kebesaran Indonesia menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
Untuk tanggung jawab global ada empat bidang yang perlu direspons yakni perang (diplomasi damai), perubahan iklim (lingkungan), pandemi/kesehatan (COVID-19), dan teknologi (AI/digitalisasi).
Dalam kesempatan itu, Ketua PW ISNU Jatim Prof M Mas'ud Said PhD memaparkan ISNU Jatim saat ini mengembangkan keanggotaan pada sejumlah PTN/PTS dan beberapa pesantren besar yang memiliki perguruan tinggi.
"Ke depan, kami akan mengembangkan ISNU secara lembaga/sistem hingga ke kampus di dalam dan luar negeri serta sejumlah pesantren. Kami tidak akan fokus pada personal, tapi bagaimana SDM yang ada justru membangun ISNU secara sistemik untuk kebesaran organisasi, baik ISNU maupun NU," katanya. (*)