SURABAYA, MEMORANDUM-Pedagang terompet meminta Wali Kota Surabaya memberikan toleransi terkait penjualan terompet pada momentum Natal dan tahun baru.
Darma Pedagang Terompet di Flyover Pasar Kembang mengaku resah dengan adanya surat edaran Wali Kota Surabaya soal larangan berjualan terompet pada nataru 2024.
"Urgensinya apa ketika ada larangan terompet pada nataru. Larangan tersebut ketika itu diberlakukan pada saat pandemi Covid-19, karena saat itu memang untuk mengantisipasi penularan virus. Tapi kali ini ada larangan terkait hal itu lagi. Kami sebagai rakyat kecil minta tolerasi dan kebijakan Pak Wali Kota Eri Cahyadi untuk memperbolehkan penjual terompet berjualan, " kata Darma, pedagang terompet di bawah flalyover Pasar Kembang ditemui Memorandum, Selasa 19 Deaember 2023.
BACA JUGA:Amankan Natal dan Tahun Baru, Polda Jatim Kerahkan 13.034 Personel
Menurutnya SE soal pelarangan penjualan terompet tentu tidak masuk akal. Berbeda halnya ketika itu terkait larangan penjualan petasan masih dimaklumi karena untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, misal kebakaran atau ledakan yang menimbulkan korban.
BACA JUGA:Urai Macet Kayutangan-Semeru Jelang Natal dan Tahun Baru, Pj Wali Kota Malang Sidak
"Kalau larangan petasan saya masih setuju, tapi kalau terompet tentu saya menolak, karena tidak ada dampak yang berarti. Lagian ini cuma terompet, dimana salahnya, dimana bahayanya?. Kami minta pemkot memberikan toleransi terkait itu, kalau bisa dicabut larangan itu," tandasnya.
Darma penjual dadakan ini mengaku menafaatkan momen nataru untuk berjualan terompet demi mencari penghasilan tambahan. Meski tidak seberapa, tapi hasil penjualan sedikit bisa menambah pemasukan.
"Kalau saat ini masih sepi pembeli. Melihat tahun tahun sebelumnya lonjakan pembeli biasanya mulai naik setelah natal sampai malam tahun baru. Biasanya lumayan rata rata ada 5-10 ada pembeli terompet, " ujarnya.
Menurutnya diprediksi puncak penjualan akan meningkat drastis pada dua hari menjelang tahun baru. "Puncanya biasanya akhir bulan, pagi, siang, malam tahun baru itu banyak yang beli, " ujarnya
Selain mengecer, Darma juga menjual terompet dengan sistem grosir dalam jumlah banyak. "Kadang pembeli kecil datang ke lapak saya untuk membeli terompet dalam jumlah cukup besar dan akan dijual lagi, " imbuhnya.
Terompet yang dijual Darma beragam jenisnya, ada yang tiup, menggunakan pompa tangan ada pula yang menggunakan gas.
"Yang saya jual terompet plastik. Harga yang saya jual mulai Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, hingga Rp 40 ribu untuk yang menggunakan tabung gas kecil, " jelasnya.
Meski demikian ia mengaku omzet yang didapat pada tahun tahun sebelumnya tidak seberapa.
"50 persen penurunannya. Semoga tahun ini banyak pembelinya," pungkasnya.(alf)