Orang tua dapat menjauhkan anak dari benda-benda yang dapat berbahaya, seperti benda tajam atau barang pecah belah.
Orang tua juga perlu mengawasi anak agar tidak lari ke jalan atau ke tempat yang berbahaya. Jika anak mulai melempar barang, orang tua dapat mengalihkan perhatiannya dengan hal lain atau memindahkan barang tersebut dari jangkauan anak.
4. Tidak empati
Tantrum adalah cara anak untuk mengekspresikan emosinya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan empati kepada anak. Orang tua dapat mengatakan kepada anak bahwa mereka mengerti bahwa anak sedang marah atau kesal.
Orang tua juga dapat mencoba memahami apa yang menyebabkan anak tantrum. Jika anak tantrum karena lapar, lelah, atau tidak nyaman, orang tua dapat memenuhi kebutuhan anak tersebut.
5. Ajarkan anak cara mengekspresikan emosinya
Orang tua perlu mengajarkan anak cara mengekspresikan emosinya dengan cara yang tepat. Orang tua dapat mengajari anak untuk berbicara tentang perasaannya atau menggunakan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan kemarahannya.
Orang tua juga dapat memberikan contoh kepada anak tentang cara mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat. Misalnya, orang tua dapat mengungkapkan kemarahannya dengan cara yang tenang dan tidak menyakiti orang lain.
Selain tips-tips di atas, berikut ini adalah beberapa tips tambahan yang dapat membantu orang tua menghadapi anak tantrum:
• Hindari menghukum atau memarahi anak saat tantrum. Hal ini justru akan membuat tantrum anak semakin parah.
• Jangan ikut sertakan keinginan anak saat tantrum. Hal ini akan menjadi contoh buruk bagi anak dan membuat anak semakin manja.
• Konsultasikan dengan ahli jika tantrum anak sangat parah atau berlangsung lama.
Dengan memahami dan menerapkan tips-tips di atas, orang tua dapat menghadapi anak tantrum dengan lebih efektif. Tantrum anak akan berlalu seiring bertambahnya usia anak dan orang tua akan semakin mudah untuk mengajarkan anak cara mengekspresikan emosinya dengan cara yang tepat. (*)