Seperti Orang Udunen tiap Hasrat Bercinta
Celaka, Winih menolak setiap diajak begituan. Berbagai alasan dikemukakan agar Rahmad menunda dulu hasratnya. Perempuan tersebut takut terjadi apa-apa pada janin yang dikandungnya.
Kepada Ikin, Rahmad mengaku sehari-dua hari, seminggu-dua minggu, memang bisa mengendalikan diri. Namun, lama-lama dia tidak tahan. Rahmad merasa seperti orang udunen. Kemeng-nya minta ampun.
Sebenarnya sih Winih sudah memberikan solusi. Dia bersedia mengeluarkan mahma cinta Rahmad dengan cara lain. Bisa lewat jalur alternatir mana pun asal tidak melewati jalur utama.
Rahmad yang tidak mau. Alasannya nggak asyik. Nggak maksimal. Seperti orang dolanan saja. Dll dsb dst. Setelah sampai pada puncak kegelisahan, Rahmad yang mengeluh kepada seorang sahabat disarankan balik seperti dulu saja: berpetualang.
BACA JUGA:Derita Lelaki Beristri Cucu Kiai Sepuh Mojokerto (1)
Sahabat yang masa mudanya sama-sama hobi berpetualang cinta tersebut mengaku sebenarnya dia pun sudah berhenti berpetualang. Walau begitu dia masih punya satu wanita selain istrinya yang rutin ditemui.
Wanita itu bekerja di sebuah panti pijat plus-plus (Rahmad menyebutkan nama kawasannya). Kalau mau dia bisa mengajak Rahmad ke sana. Stok terapisnya beragam, sangat banyak.
Rahmad tercengang. Tidak membayangkan bakal ada tawaran solusi semacam itu dari seseorang. Namun, saking tidak kuatnya menahan deru di dada dan di bawah perutnya, Rahmad meng-OK-kan ajakan sahabat tadi.
Tidak pakai menunggu waktu, sore itu juga Rahmad dan sahabatnya meluncur ke TKP (tempat kenikmatan pijat). Rahmad disosodori album berisi foto perempuan-perempuan cantik.
Ada yang mirip Luna Maya, ada yang mirip Nikita Mirzani, mirip Cut Tari, Gisel, dan lain-lain. Semua menarik. Semua bikin greng. Kelelakian Rahmad spontan membara. Kawah di bawah perutnya mendidih.
Sesampai di dalam ruang eksekusi, tanpa pendahulan tetek bengek, Rahmad to the point ke inti acara: gituan. Namun apa yang terjadi? Gatal-gatal mulai menyerang. Mulanya di jari-jari kaki, yang ketika digaruk naik ke betis, paha, dan seterusnya.
Rahmad terganggu. Dia berusaha menghilangkan rasa gatal tadi dengan mandi air panas. Upayanya membuahkan hasil. Meski tidak bisa hilang 100 persen, Rahmad sudah merasa sanggup bertempur dengan mbak terapis pijat yang melayaninya dan cukup lama menunggunya mandi.
Namun begitu senjata hendak diledakkan di titik sasaran, gatal-gatal di sekujur kakinya kembali mengganas. Rasa gatal terus menjalar ke bagian-bagiann tubuh yang lain, seperti perut dan lengan, punggung, bahkan kepala.
Akhirnya Rahmad sibuk menggaruk-garuk tubuhya, lupa terhadap wanita yang sudah ada di pelukannya. Setiap Rahmad berusaha menghilangkan rasa gatal di tubuhnya, setiap itu pula rasa gatal meradang. (jos, bersambung)