Pranaya Yudha Mahardika
Surabaya, Memorandum.co.id - Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Pranaya Yudha Mahardika menilai kebutuhan daging sapi sebenarnya relatif tinggi. Namun kenyataanya Rumah Potong Hewan (RPH) di Jawa Timur belum mampu menyediakan kebutuhan sapi yang akan dipotong.
"Potensi ini dimanfaatkan importir untuk memasukkan daging kerbau, termasuk ke Jawa Timur," kata Pranaya Yudha Mahardika
pada Memorandum.
Politisi Partai Golkar ini mendorong agar peternak bisa menikmati hasil dengan tata niaga sapi. Ia menegaskan harusnya diatur lebih baik. Sehingga bisa melindungi peternak. Dirinya berharap tata niaga ternak bisa diatur lebih baik
"Penataan yang lebih baik akan menguntungkan peternak. Karena selama ini hewan ternak seperti sapi, masih dianggap sebagai rojo koyo," terang dia.
Pemahaman yang menganggap sapi sebagai rojo koyo harus dirubah. Sehingga peternak lebih memahami manajemen ternak yang lebih baik. "Dengan cara ini, kebutuhan RPH bisa dipenuhi," kata dia.
Selain itu dinas atau SKPD terkait juga harus memahami kebutuhan dan stok sapi untuk jangka panjang. Sehingga tidak lagi terjadi krisis atau kesulitan mendapatkan ternak sapi untuk kebutuhan rumah potong hewan.
Dengan upaya itu, Jawa Timur sebagai lumbung nasional akan mampu memenuhi swasembada daging yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2026. Sehingga konsep mensejahterakan peternak sapi tradisional yang ada di Jawa Timur bisa terlaksana. " Harus ada keterlibatan semua pihak untuk bersama sama mengawal tata niaga ternak sapi di Jatim," terang dia. (day/gus)