SURABAYA, MEMORANDUM-Selama event Piala Dunia U17, 30 pedagang binaan dari Kecamatan Pakal yang biasa berjualan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), tidak diperbolehkan. Akibatnya, mereka terlantar dan memilih mencari tempat lain untuk berjualan.
"Katanya harus steril di stadion. Ada 30 pedagang yang tidak boleh berjualan selama piala dunia berlangsung," kata Soimah, salah satu pedagang, Kamis, 9 November 2023.
Kabar buruk bagi pedagang ini, kata Soimah, diketahui setelah semua pedagang dikumpulkan di Kelurahan Sumberejo tadi pagi.
"Katanya tidak boleh jualan di dalam. Tapi solusinya tidak ada dan sebagai gantinya boleh berjualan di sepanjang Jalan Jawar dan tapi harus sewa Rp 100 ribu, ya saya merasa keberatan," ungkap Soimah, pedagang asal Sumberejo Pakal.
BACA JUGA:KPU Kota Batu Terima Kotak Suara
Permintaan pedagang, kata Soimah, apabila tidak diperbolehkan jualan di dalam stadion, tapi setidaknya di area stadion, parkiran sisi utara seharusnya bisa.
BACA JUGA:Sukseskan Piala Dunia U-17, Dirlantas Polda Jatim: Siapkan Rekayasa Lalin
"Kalau sama manageman Persebaya kami dirangkul dan diperbolehkan jualan di stadion kalau ada pertandingan," tandas wanita berhijab ini.
Hal yang sama juga dikatakan Suwarno, pedagang yang juga teman Soimah, bahwa selama ini tidak solusi bagi pedagang dan terkesan pemberitahuan mendadak.
"Saya juga minta solusi ke Pak Camat, lurah katanya tidak ada solusi. Akhirnya cari tempat berjualan di sekitar stadion GBT," jelas Suwarno.
Pihaknya bersama pedagang lain kemudian sewa di lahan gudang garam, yang terletak di depan pintu masuk stadion. Saat ini ada delapan pedagang yang ikut menyewa untuk berjualan. Bahkan sebagian memilih tidak berjualan.
"Tidak ada lampu kalau malam, mungkin nanti bisa cari genset. Karena pedagang rencana akan berjualan 24 jam selama gelaran piala dunia berlangsung," ungkapnya. (rio)