Sumenep, Memorandum.co.id-Peristiwa calon penumpang kapal rute Pelabuhan Kalianget ke wilayah kepulauan yang terlantar, kerap terjadi saat pelayanan transportasi laut lumpuh akibat cuaca buruk maupun perayaan hari-hari besar. Masyarakat kepulauan Sumenep berharap ada rumah singgah disekitar di pelabuhan.
Harapan itu disampaikan Sahnawi ketika didatangi Memorandum, Kamis (9/1). Warga Kepulauan Desa Bilis-Bilis, Kecamatan Arjasa, itu mengaku setiap pelayanan transportasi laut terkendala cuaca ekstrem otomatis membuat jadwal keberangkatan tertunda.
Bagi yang tidak memiliki kerabat di Sumenep, bertahan di pelabuhan sekaligus untuk mengirit ongkos jadi pilihan terbaik.
“Sedangkan yang mempunyai keluarga di daratan bisa memilih kembali sembari menunggu jadwal keberangkatan. Biasanya, penundaan akibat cuaca esktrem biasa tiga sampai tujuh hari. Seperti yang kemarin jadwal keberangkatan tertunda sampai tiga hari," katanya.
SelamaSelama penundaan jadwal keberangkatan para calon sangat membutuhkan tempat beristirahat terutama yang tidak mempunyai keluarga di daratan. Menurutnya, pemerintah perlu membangun rumah singgah di sekitaran pelabuhan.
Apabila ada rumah singgah para calon penumpang bisa beristirahat dengan nyaman dan tenang. Selama ini, mereka menempati terminal pelabuhan dengan alas seadanya.
Menanggapi hal itu Wakil Bupati Ahmad Fauzi mengatakan, rencana membangun rumah singgah sudah ditawarkan kepada para calon penumpang tujuan Kangean dan Arjasa. Namun masih belum ada jawaban.
Kedati demikian menurutnya, memang perlu membangun rumah singgah, sehingga para calon penumpang tertahan bisa mendapat tempat peristirahatan lebih layak. “Yang saya tawarkan termasuk rumah singgah karena belum mendapat jawaban belum saya amini," sebut wabup.
Jika nanti memang dibutuhkan untuk membangun rumah singgah maka perlu dilakukan perencanaan untuk disesuaikan dengan postur anggaran dan tentu atas persetujuan anggota dewan.(ur/epe)