SURABAYA, MEMORANDUM - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut bahwa Moda Raya Terpadu (MRT) tidak dapat memberi solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Pahlawan ini.
Pihaknya mengatakan, dalam pertimbangan pemkot dengan DPRD Surabaya juga sepakat mengatak kemacetan di Surabaya bukan membangun MRT. Sebab transportasi tersebut akan sepi peminat.
BACA JUGA:Bantu Petambak Produktif, Mahasiswa Unair Hadirkan Invensi Smart Autofeeder Termutakhir
BACA JUGA:2 Minggu Mengaspal, Kata Dewan Angkutan Feeder Perlu Pembenahan
Tentunya ini bukan tanpa alasan, ia menilai transportasi angkutan di rel itu juga tidak bisa dibangun di dalam kota saja. Tetapi banyak hal yang juga harus diperhitungkan salah satunya biaya sekaligus sepinya penumpang.
BACA JUGA:Feeder Beroperasi, Komisi C: Dishub Harus Jaga Kepercayaan Wali Kota
BACA JUGA:Kurangi Kemacetan, 25 Feeder Meluncur di Jalanan Kota Pahlawan
"Ketika kita membangun MRT, kalau membangun MRT hanya di dalam kota, selesai. Tidak akan pernah mencapai kembali modalnya. Kedua yang naik juga ga ada," kata Eri, Senin, 23 Oktober 2023.
MRT itu juga telah dilakukan pengkajian oleh pemerintah pusat melalui kementerian perhubungan. Dalam kajian itu, kata Eri, bahwa kemacetan tidak berasal dari Surabaya saja. Namun, juga Sidoarjo, Lamongan, dan Gresik.
BACA JUGA:Angkutan Massal Terintegrasi, Feeder Gunakan Sistem Buy The Service
BACA JUGA:Feeder Beroperasi Februari Ini, Sopir Digaji Rp 5,5 Juta dan Kernet Rp 4,3 Juta
"MRT itu sehingga yang dibangun oleh Kementerian Perhubungan, alhamdulillah kemarin kita lakukan seperti Jabodetabek, akan seperti itu,"jelasnya.
Lebih lanjut Eri menjelaskan karena itu apabila MRT direalisasikan, maka perlu menghubungkan daerah tetangga tersebut. Seperti MRT yang ada di Jabodetabek.
BACA JUGA:Operasikan 57 Feeder, Dishub Buka Lowongan Sopir Angkot
"Kalau hitungannya lokal Surabaya saja tidak ada yang naik. Karena di Surabaya ini jumlahnya kendaraan dan warga, masih tertampung dengan jalan ruas jalan di Kota Surabaya," tambahnya.