Karena keberagaman seni dan budaya yang ada di Banyuwangi, festival seni dan budaya sering diadakan di sana. Terkait festival ini, banyak sekali pakaian adat Banyuwangi atau baju khas banyuwangi yang dikenakan para peserta festival.
Misalnya saja pakaian adat tari Gandrung Sewu yang berjumlah 1000 penari. Tarian Gandrung ini selalu dipentaskan karena tarian tersebut merupakan ikon kota Banyuwangi.
3. Baju Jebeng dan Baju Thulik
Ada pula baju adat Banyuwangi yang menjadi ikon yaitu baju jebeng dan baju thulik. Baju ini merupakan salah satu jenis pakaian yang dikenakan oleh para istri etnis Osing.
Wanita memakai Baju Jebeng dan pria memakai Baju Thulik.
Kedua pakaian tersebut memiliki ciri khas, salah satunya adalah udheng tongkosan yang memadukan seni batik khas Banyuwangi.
Berikut informasi detail mengenai pakaian adat Jebeng dan Thulik Khasi Banyuwangi:
Busana Jebeng
Kebaya pola biasa, bordir tanpa isian baru (penutup dada), lengan panjang dengan pinggiran agak sempit.
Mengenakan kebaya sederhana yang relatif tipis, pola BH di bagian belakang bermotif krawangan.
Kain panjang bermotif khas banyuwangi (Gajah Uling, Kangkung Setingkes, Gringsing) tanpa benang dikenakan sepanjang mata kaki.
Perhiasan yang digunakan: Peniti bermotif bunga, gelang bermotif ular, anyaman tongkat Sekereti atau cerutu, lilitan, anting Greole, anting bintang atau trefoil.
Sanggul Banyuwangi (Kadal Menek) yang moncongnya diatur cukup tinggi menggunakan sanggul bermotif bunga, biasanya dengan tambahan hiasan bunga mawar dan melati.
Sepatu model slop dengan tinggi maksimal 5 cm