Surabaya, Memorandum - Terungkapnya praktik daging gelonggongan di Surabaya pada Rabu (30/8) dan Jumat (8/9) menyisakan kekhawatiran bagi sejumlah masyarakat.
Pasalnya selain menimbulkan kerugian bagi konsumen, ketidaksesuaian kualitas daging hasil penggelonggongan juga sangat berbahaya bagi kesehatan.
Seperti yang disampaikan dr Sheilly Joseline Terrukeni, daging gelonggongan memberikan dampak buruk pada kesehatan ketika dikonsumsi.
"Dampak mengkonsumsi daging gelonggongan dapat menyebabkan diare, infeksi saluran pencernaan, dan demam tifoid," beber dr Sheilly, Rabu (13/9).
Menurutnya, gangguan kesehatan tersebut terjadi dikarenakan kandungan air yang tinggi pada daging dapat memicu kemunculan bakteri jahat.
Beberapa bakteri yang dapat berkembang di antaranya escherichia coli, salmonella typhi, dan clostridium tetani.
"Bakteri tersebut bisa berasal dari air yang diminumkan ke sapi secara paksa atau perawatan yang kurang bersih, sehingga menyebabkan bakteri-bakteri itu dapat bertahan," terangnya.
Selain itu, lanjut lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya ini, infeksi parasit cacing pita pada sapi yaitu tinea sagininata, juga tidak bisa dihindari.
"Mengkonsumsi daging sapi yang terinfekai cacing pita dapat menyebabkan beberapa gejala seperti mual, muntah, sakit perut, dan lemas," jelas dia.
Dirinya lantas mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati ketika hendak membeli daging. Masyarakat diharap lebih waspada dalam memilah daging yang sehat dan bukan gelonggongan.
Adapun ciri-ciri daging sapi gelonggongan biasanya berwarna pucat, tidak padat, tekstur lembek, berair, dan baunya tidak sedap. Lalu daging gelonggongan seringkali dijual lebih murah dari harga pasaran.
"Masyarakat harus jeli terutama ibu-ibu. Daging gelonggongan dengan kandungan air yang tinggi memiliki warna tidak merah, sehingga orang cenderung mengolahnya terlalu cepat dari biasanya," paparnya.
Terakhir, Sheilly mendorong kepada masyarakat apabila mengalami gejala diare hingga infeksi saluran pencernaan, agar segera berobat ke faskes terdekat.
"Segera berobat ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk segera ditangani oleh tenaga medis apabila mengalami gejala mual hingga diare," pungkas dokter muda ini.(bin/ziz)