Joe Sering Melamun, Tidak Nyambung bila Diajak Ngomong
Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya
Tidak tega melihat kondisi Joe, juga membayangkan perasaan Susi, Memorandum akhirnya berniat hendak memberanikan diri menelepon Susi dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi vs Joe.
Tapi sebelum niat tersebut kesampaian, Susi mendahului menelepon. Dia minta maaf karena merepotkan. “Merepotkan apa Dik Susi? Kita kan sudah seperti keluarga. Gak ada repot-merepotkan.”
Susi diam sejenak. Kemudian, “Ini soal Mas Joe. Sampai sekarang beliau belum juga pulang.”
“Lho. Sebenarnya ada masalah apa sih di antara kalian?”
Susi terdengar mengambil napas panjang. “Sebenarnya maksudku baik, Mas. Sejak anak semata wayang kami meninggal, kulihat Mas Joe sering melamun. Aku sendiri tidak bisa memungkiri, hampir setiap saat selalu terbayang-bayang anak kami tersebut,” kata Susi.
Selanjutnya Susi menyatakan sangat menyesal karena tidak mungkin lagi dapat memberikan anak untuk Joe. Sebab, kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk hamil lagi.
Akhirnya Susi memutar otak untuk menghadapi masalah ini. Dan, kalau mungkin, mencarikannya solusi terbaik. Sebab, akhir-akhir ini sikap Joe dirasakan Susi amat berbeda dari biasanya. Sering menyendiri dan agak mudah uring-uringan.
“Joe sering sharing sama aku. Maaf, hampir semua masalah dikonsultasikan ke aku,” kata Memorandum menyela perkataan Susi.
Kujelaskan bahwa selama berteman dengan Joe, Memorandum sama sekali tidak pernah mendengar keluh kesah Joe soal anak. Jadi, Susi tidak perlu merasa bersalah untuk masalah yang satu ini.
“Mas Yuli tidak setiap hari bergaul dengan Mas Joe,” potong Susi.
Menurut Susi, akhir-akhir ini Joe sering melamun. Pandangannya kosong. Bila diajak ngomong sering tidak nyambung. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya di hati Susi. Ada apa?
Makanya dia selalu mendesak Joe dengan pertanyaan yang sama ketika lelaki ini terbenam dalam kesendiriannya. “Setiap aku desak, dia selalu menyatakan ingat anak kami yang sudah tiada.”
Jawaban ini sangat menohok dada Susi. Dia merasa bersalah karena tidak mungkin lagi memberikan anak sebagai pengganti anak semata wayang mereka yang sudah tiada. Andai ada jalan untuk mendapatkan anak tersebut, segala jalan akan Susi tempuh.
Mendengar alasan Joe, seperti yang disampaikan Susi, hati Memorandum berdetak. Sebab, Memorandum yakin seyakin-yakinnya bukan itu alasan yang sebenarnya mengapa Joe menyendiri. Dugaan Memorandm, Joe sering melamunkan Lia.
Walau meyakini ini, Memorandum tidak mungkin membuka masalah ini kepada Susi. “Mas Yuli ingat Lia? Keponakanku. Kita pernah mendatangi pernikahannya. Waktu itu kami minta tolong Mas Yuli menjadi wakil keluarga pada sambutan resepsi pernikahaanya?”
“Ya. Ingat. Kenapa?” Memorandum bertanya demikian disertai perasaan waswas Susi mengetahui perselingkuhan Joe vs Lia. Kalau memang benar demikian, entah apa yang terjadi. (bersambung)