Surabaya, memorandum.co.id - Kerap kali masyarakat memandang imunisasi tidak penting. Ironisnya, mereka lebih suka uangnya dipakai memenuhi gaya hidup daripada untuk kesehatan.
Padahal, imunisasi juga merupakan investasi bidang kesehatan. Hal ini terungkap dalam talkshow bertema Imunisasi: Sebuah Investasi & Gaya Hidup Kekinian, Sabtu (7/12).
"Ada beberapa ibu-ibu yang memiliki tas dan pakaian branded, tapi ketika anaknya disuruh imunisasi masih mikir-mikir. Padahal dari keluarga mampu," beber dr Dini Adityarini, SpA, dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) & Paediatrician.
Seharusnya, masyarakat memandang imunisasi bagi anak itu juga investasi. Sebab, dengan imunisasi maka anaknya menjadi sehat dan terhindar dari ancaman pneumonia atau radang paru.
Ia menambahkan ancaman pneumonia untuk bayi 0 hingga 2 tahun di Indonesia memang nyata. Berdasarkan data, kematian bayi akibat pneumonia mencapai 81 persen.
Pneumonia itu penyebabnya oleh bakteri streptococcus. Awalnya menyerang hidung dan jika tak segera diobati bisa ke otak dan paru-paru. "Gejalanya bisa batuk pileg dan demam. Jika terlambat penanganan, bakteri masuk ke darah," kata dokter wanita yang energik ini.
Dalam kesempatan itu ia meminta orang tua agar tidak sembarangan mengajak anaknya keluar terutama bayi di bawah 2 tahun. Sebab, imun bayi masih berkembang sehingga rawan tertular penyakit dari orang lain.
Sedangkan Meliza Silvi, ahli keuangan dari STIE Perbanas, mengatakan masyarakat harus mengubah pikir tentang imunisasi. Memang kelihatan mahal harga imunisasi namun ini sangat menguntungkan karena akan membuat anak sehat. Sebab, sehat itu tak ternilai harganya. (udi/tyo)