Kisah Cinta Seorang Resepsionis Rumah Karaoke (3)

Kamis 02-03-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Ada yang menarik perhatian Windy. Di antara para tamu ada seorang pemuda 26 tahunan. Dia tak banyak omong dan bertingkah seperti teman-temannya. Ketika pesan minuman, pemuda ini pun hanya minta segelas teh tawar panas. Yang paling mengejutkan, sementara teman-temannya memilih ditemani purel-purel muda dan cantik, pemuda tersebut justru memilihnya sebagai teman duduk. “Ya, sekadar teman duduk saja, Mbak. Tak lebih,” katanya. Windy yang sebenarnya bertugas sebagai resepsionis sempat ragu apakah boleh menemani tamu. Tapi, tak lama kemudian dia menerima telepon dari bosnya. Sang bos menyuruh Windy menuruti keinginan pemuda tadi. Sepertinya Windy memang dipesan khusus. Ternyata tamu yang minta ditemani Windy, sebut saja Yoyok, adalah sosok yang baik. Tangannya tidak nggrathil seperti teman-temannya. Dia juga pendiam. Selain minta ditemani menyanyi bersama, Yoyok hanya sekali minta dilayani: memesan segelas teh tawar panas. Sebelum pulang, Windy dan Yoyok bertukar nomor HP. Ternyata pertemuan singkat itu membawa kenangan khusus bagi Windy. Kesahajaan Yoyok sering melintas di benaknya. Walau begitu, dia tak berani meneleponnya, meski kehendak tersebut ada. Ternyata perasaan mereka nyambung. Di tempat lain, Yoyok juga terbayang-bayangi kenangan saat keduanya bertemu. Berbeda dari Windy yang sungkan untuk menghubungi Yoyok, pria yang berusia tiga tahun di bawah Windy ini lebih berani. Maka, sejak itulah terjalinlah komunikasi. Dari sekadar basa-basi, kepala sekuriti di sebuah kampus perguruan tinggi ini akhirnya rajin mengantar-jemput Windy. “Saya akhirnya menikah dengannya,” kenang Windy. Saat mengucapkan kalimat ini, terdengar nada bahagia tercampur kegetiran. Bertemu Memorandum di ruang tunggu pengadilan agama (PA), pandangan matanya terasa hampa. Dia mengaku tidak memakai jasa pengacara karena tidak akan kuat membayar mereka. “Ngglundhung. Masio suwi marine rapopo, sing penting beres,” kata pemilik andeng-andeng pemanis wajah di bawah bibir tipis ini. Diakui Windy, awal perkawinan mereka diliputi kebahagiaan yang tiada terkira. Yoyok yang penuh perhatian, Yoyok yang sabar, dan Yoyok yang romantis adalah hal-hal yang sering dia banggakan di depan keluarga. Ingin mandiri, Windy lantas meminta izin orang tuanya mengontrak rumah. Dia berjanji akan mencari rumah tak jauh dari tempat tinggal orang tuanya tersebut. Agar dia bisa mengawasi orang tuanya yang sudah tua, terutama sang ayah. Kebahagiaan sempat menghampiri pasangan ini ketika Yoyok diangkat perusahaan penyalur tenaga sekuriti yang menaunginya jadi komandan wilayah. Sekarang dia membawahi wilayah Surabaya Barat. (jos, bersambung)  

Tags :
Kategori :

Terkait