Surabaya, Memorandum.co.id - Predikat Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA) tampaknya perlu dikaji lagi. Penyebabnya, di lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar, kini berubah menjadi sarang predator bagi anak. Kejadian tersebut terjadi di sekolah dasar (SD) di daerah Kapas Madya, Tambaksari. Sebanyak delapan orangtua melaporkan oknum guru inisial AR atas dugaan pencabulan terhadap siswa ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya, Kamis (16/2) siang. Salah satu orangtua korban yang melapor ke polisi adalah Debbie. Dia mengaku, anaknya menjadi korban pencabulan oleh oknum gurunya di sekolahnya pada Sabtu (11/2) sekitar pukul 10.00. Yang melapor selain Debbie ada delapan orangtua murid yang melapor ke Mapolrestabes Surabaya atas perbuatan bejat gurunya tersebut. "Itu masih ada lagi yang hendak melapor, kurang lebih 10 anak, tapi orangtuanya tidak bisa ikut katanya masih ada kepentingan keluarga," pungkas Debi. Terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Wardi Waluyo saat dikonfirmasi membenarkan adanya dugaan pencabulan oleh oknum guru di sekolahan daerah Tambaksari. "Iya benar, tadi (kemarin) sudah membuat laporan ke Unit PPA Surabaya. Untuk sementara laporan masih dipelajari kasusnya oleh penyidik dan akan memeriksa pelapor," kata Wardi, Jumat (17/2). Wardi mengungkapkan, Informasi sementara dari para pelapor mengalami tindak pencabulan oleh oknum gurunya di sekolah. Terduga pelaku pencabulan adalah gurunya dan korbannya puluhan. "Jika semua pelapor akan diperiksa, oknum gurunya akan dipanggil untuk dimintai keterangan ke Polrestabes Surabaya," jelas Wardi. (rio)
Ngaku Anaknya Dicabuli, Sejumlah Wali Murid Laporkan Guru SD Kapas Madya ke Polrestabes Surabaya
Jumat 17-02-2023,14:03 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :