Malang, memorandum.co.id - Kebakaran yang menimpa Pasar Lawang pada 2018 , hingga kini Pemkab Malang belum melakukan perbaikan. Revitalisasi Pasar Lawang ini harus dilakukan secara menyeluruh, karena berdasarkan kajian dari Universitas Brawijaya (UB) kondisi bangunan tidak memungkinkan. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pasar (Perindag Pasar) Kabupaten Malang Mahila Surya Dewi menyampaikan mengenai kondisi bangunan di Pasar Lawang. “Berdasarkan visum dari UB kondisi dalam bangunan sudah tidak layak untuk dipertahankan,” terangnya, Rabu (11/1/2023). Konstruksi bangunan Pasar Lawang menurut hasil visum UB dinilai tidak memungkinkan sehingga hanya dilakukan tambal sulam atas kerusakan yang ada. “Hasil visum UB pada kedalaman sekian, sudah tidak memungkinkan lagi untuk direhab. Termasuk besi dan sebagainya tidak memungkinkan. Itu menjadi pekerjaan besar,” tutur Mahila. Diperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk merevitalisasi Pasar Lawang tidak kurang dari Rp 122 miliar. Sementara Pemkab Malang tidak menyediakan anggaran untuk lakukan pembangunan pasar tersebut. Untuk itu, Dinas Perindag Pasar diminta untuk berusaha mencari anggaran pada pemerintah pusat. Apabila nantinya mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat akan dialokasikan untuk membangun Pasar Lawang. “Kami sudah bersurat pada Kementerian Perdagangan dan PUPR untuk mendapatkan bantuan anggaran berupa DAK,” kata Mahila. Bersurat pada kementerian tersebut, lanjut Mahila, sebagai upaya Disperindag Pasar untuk mendapatkan dukungan anggaran untuk membangun Pasar Lawang setelah terbakar beberapa tahun lalu. “Kalau untuk mendapatkan anggaran tahun 2023 sudah tidak mungkin, namun demikian kami tetap berupaya di tahun 2024 nanti,” imbuh Mahila. Sebelumnya, direncanakan untuk merevitalisasi Pasar Lawang dengan memanfaatkan anggaran dari Corporate Social Responsibility (CSR) dan swadaya gotong-royong yang dilakukan oleh para pedagang setempat. Namun, mengingat kebutuhan anggaran yang cukup besar kemungkinan rencana itu tidak mungkin dilakukan. Mahila berharap besar bahwa pekerjaan tersebut dapat dilakukan pada tahun 2024 mendatang. Tapi untuk kepastiannya menunggu keputusan Bupati Malang, apakah menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat atau CSR dan APBD yang bakal dilibatkan. “Perindag sudah usahakan proposal segala macam, keputusannya ada di Pak Bupati. Kami sudah berikan masukan terkait kondisinya,” jelas dia. Data Disperindag Pasar menyebutkan sebanyak 456 pedagang terdampak kebakaran di Pasar Lawang pada 2018 lalu. Saat ini, sebanyak 97 pedagang berjualan di tempat penampungan, 148 pedagang masih berjualan di tempat yang lama, dan sebanyak 211 pedagang harus direlokasi karena tidak memiliki tempat berdagang. “Apabila nantinya jadi bangun secara total, untuk relokasi pedagang berada di Patal Lawang,” ujar Mahila. (kid/ari)
Pemkab Malang Tidak Sediakan Anggaran Revitalisasi Pasar Lawang
Rabu 11-01-2023,18:32 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :