Surabaya, memorandum.co.id - Bus listrik Trans Semanggi Suroboyo yang diresmikan penuh gegap gempita pada 20 Desember 2022 lalu di Alun-Alun Surabaya, saat ini berhenti beroperasi sementara. Sebanyak 17 bus listrik rute Terminal Purabaya-Kenjeran Park itu tak lagi melayani penumpang per 1 Januari 2023. Dinonaktifkannya bus listrik eks KTT G20 Bali hasil hibah Kementerian Perhubungan (kemenhub) RI itu memantik kekecewaan masyarakat metropolis. Bahkan legislatif juga menyayangkan. Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati mengatakan, mandeknya bus listrik tersebut menunjukkan bahwa pemerintah pusat tidak siap dalam menjalankan regulasi bus listrik. "Pemerintah tidak siap. Terbukti saya menjumpai sendiri bus listrik mogok. Hal itu dikarenakan sarana dan prasarana tidak memadai. Stasiun listriknya belum siap. Nah, sekarang malah dihentikan," sesal Aning, Jumat (6/1/2023). Kemudian Aning mengungkapkan, faktor penyebab mandeknya bus listrik tersebut dikarenakan belum adanya pembaharuan kontrak, juga belum ada kesepakatan tarif antara Kemenhub RI dan Damri, selaku operator bus. "Informasi yang saya peroleh dari pemkot, diberhentikan itu karena belum ada kesepakatan tarif antara pemerintah pusat dengan pemenang tender (operator bus)," jelas Aning. Dengan segudang problem tersebut, lantas Aning berpendapat bahwa launching semestinya tidak dilakukan. Justru peresmian bus listrik tersebut menambah masalah baru. Sebab, mengakibatkan penumpang atau masyarakat tak terlayani dengan baik. Terutama pada rute yang diambilalih oleh armada bus listrik. "Launching yang dilakukan merupakan kesalahan fatal. Rute Gunung Anyar-Kenpark yang semula ada Bus Suroboyo sudah dialihkan. Akhirnya mengorbankan banyak penumpang. Yang saya tahu rata-rata di tahun 2022 sudah ada 300 hingga 500 penumpang," papar Aning. "Lalu bagaimana nasib mereka sekarang, harusnya dengan adanya konsep tersebut menyelesaikan masalah moda transportasi, tetapi malah membuat masyarakat terlunta-lunta," sambung politisi PKS ini. Dirinya menyarankan, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan Pemkot Surabaya untuk mengisi kekosongan bus listrik. Pertama, mengembalikan rute yang kosong kepada Suroboyo Bus. "Atau kalau memungkinkan bisa mengoperasikan feeder (kendaraan pengumpan) yang sudah siap. Tapi dalam hal ini pemkot juga harus konsisten sesuai peruntukkannya," sarannya. Lanjutnya, pengoperasian feeder juga harus menimbang kesiapan Pemkot Surabaya dari segi SDM. Ke depannya, pemerintah pusat diharapkan dapat benar-benar mempersiapkan pengoperasian bus listrik secara optimal. "Karena BTS ini program pemerintah pusat. Pemkot Surabaya hanya mendukung dari sisi infrastruktur dan sarana prasarana," tandasnya. (bin)
Bus Listrik Mandek Beroperasi, Komisi C DPRD Surabaya: Pemerintah Tidak Serius
Jumat 06-01-2023,19:52 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :