Tingkatkan Mutu Pendidikan di Surabaya Melalui Sekolahe Arek Soroboyo

Minggu 06-11-2022,12:41 WIB
Oleh: Agus Supriyadi

Surabaya dikenal sebagai salah satu barometer pendidikan di Indonesia. Berbagai inovasi pendidikan diterapkan di kota yang berjuluk Kota Pahlawan ini. Salah satu ide kreatif dan inovatif yang tercetus dari gagasan wali kota Surabaya Eri Cahyadi adalah penerapan Sekolahe Arek Soroboyo (SAS). Diharapkan Surabaya memiliki sekolah yang berkualitas unggulan sehingga mampu meningkatkan mutu sekolah secara menyeluruh (whole school development) dalam memberikan layanan prima melalui Sekolahe AREK (Aman, Rekreatif, Edukatif, dan Kegotong-royongan) Suroboyo. Wali kota yang belum genap menjabat satu periode ini juga berkeinginan agar Surabaya bisa menjadi percontohan pendidikan unggulan secara nasional bahkan tingkat dunia dengan menjaga mutu secara merata melalui ekosistem lingkungan sekolah yang aman, rekreatif, edukatif, dan kegotong-royongan dengan melibatkan seluruh stake holders sebagai tolok ukur dalam mengembangkan sekolah bermutu berbasis kearifan dan keunggulan sekolah. Di samping itu juga untuk menguatkan partisipasi masyarakat secara bergotong-royong untuk mewujudkan komunitas belajar (learning community). Sekolahe Arek Soroboyo (SAS) bakal diterapkan di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta mulai bulan November 2022. Program SAS hanya diterapkan pada jenjang SD dan SMP se-Surabaya karena dua jenjang sekolah yang tergolong pendidikan dasar tersebut dibawah kewenangan pemkot/kabupaten. Apa dan bagaimana program Sekolahe Arek Suroboyo (SAS) itu? Dinas Pendidikan Kota Surabaya selaku penggerak dan perancang program Sekolahe Arek Suroboyo (SAS) memberikan gambaran bahwa SAS merupakan sekolah yang warganya memiliki komitmen meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya menciptakan ekosistem lingkungan sekolah yang aman, rekreatif,  edukatif, serta mengutamakan nilai kegotong-royongan dengan  berbasis potensi keunggulan sekolah. Secara eksplisit dapat dijabarkan bahwa sekolah aman yaitu sekolah yang memiliki lingkungan aman sehingga nyaman bagi anak untuk belajar dan bertumbuh kembang. Sedangkan lingkungan sekolah yang ramah anak artinya anti perundungan (bullying), anti kekerasan, anti narkoba, dan bebas rokok sehingga tercipta lingkungan sekolah yang sehat, asri, hijau, serta peduli lingkungan. Sekolah juga bisa dijadikan kegiatan rekreatif dengan menerapkan minimal 2 jam/hari untuk pembiasaan karakter Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk memfasilitasi beragam bakat dan minat anak dengan berbasis projek. Dengan menjadikan lingkungan sekolah sebagai pusat rekreasi, bermain, mengembangkan bakat dan minat diharapkan anak betah belajar di sekolah. Dalam pelaksanaan di lapangan SAS sangat fleksibel dan bisa diterapkan dengan menggunakan Kurikulum Merdeka atau pun Kurikulum 2013. Kegiatan SAS wajib dilaksanakan di sekolah pada hari Senin sampai dengan Jumat selama 2 jam di luar pembelajaran tanpa mengurangi struktur kurikulum nasional yang berlaku. Adapun struktur program SAS dimulai dari program kegiatan pagi dan siang hari. Kegiatan pagi hari adalah pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan intrakurikuler terjadwal untuk mencapai target Capaian Pembelajaran (CP) dan kegiatan Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5) di kelas. Selanjutnya kegiatan pada siang hari atau kegiatan setelah pembelajaran meliputi kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan terjadwal untuk mengembangkan bakat dan potensi siswa. Kegiatan siang hari berikutnya bisa dilaksanakan melalui kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) di dalam kelas atau pun di luar sekolah. Sekolah bisa memilih berbagai jenis kegiatan pembiasaan, permainan (games) baik tradisional maupun modern, dan kegiatan akhlak kepada alam. Disinilah peran pengawas, kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan orang tua turut dilibatkan, agar terjadi sinergi untuk menunjang kesuksesan SAS. Kegiatan SAS ini dapat dilakukan secara kondisonal masing-masing sekolah jika jam belajar di luar intrakurikuler dan kokurikuler masih memungkinkan, serta jam pembiasaan karakter kurang lebih selama 2 jam atau 120 menit. Dalam pelaksanaan pembelajaran, SAS diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan literasi, numerasi, HOTS, dan soft skills anak. Sekolah diharapkan bisa mengoptimalkan lingkungan sebagai laboratorium, media belajar anak agar lebih produktif melalui proyek-proyek nyata. Selanjutnya SAS diharapkan mampu menumbuhkan sifat kegotong-royongan sehingga mampu mendorong partisipasi  stake horlders dan warga sekolah dalam mewujudkan sekolah bermutu dengan menerapkan manajemen mutu berbasis sekolah (MBS). Untuk mendukung keberhasilan SAS, sekolah diharapkan memiliki jejaring kerjasama dengan berbagai lembaga/instansi untuk mendukung program sekolah. Perencanaan program SAS yang dilaksanakan oleh sekolah bisa dituangkan dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) dengan target tercapai dalam waktu 4 tahun dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam target waktu 1 tahun. Dari Renstra dan RKT yang telah disusun nantinya dilaksanakan kali pertama oleh beberapa sekolah yang telah ditunjuk sebagai pilot project di Surabaya di tahun pertama. Selama pelaksanaan program SAS akan dilakukan pendampingan dari pengawas sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Sasaran pelaksanaan dan pendampingan SAS ini antara lain kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), kegiatan ekstrakurikuler, lingkungan belajar, serta Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hasil dari program SAS ini nantinya dapat dilihat melalui capaian indeks mutu yaitu hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Lingkungan Belajar (SLB), dan Survei Karakter (SK). Selain itu, capaian prestasi akademik dan nonakademik sekolah juga menggambarkan keberhasilan dari program SAS tersebut. Dengan adanya program SAS ini maka kegiatan belajar anak akan lebih fokus dan bisa diselesaikan di sekolah tanpa membawa pulang pekerjaan rumah. Ketika anak pulang sekolah mereka sudah tidak terbebani tugas sekolah yang sering membuat pusing anak sehingga bisa lebih rileks bersama keluarga. (**) Penulis: Abdul Aziz, S.Pd - Guru SMPN 31 Surabaya  

 - memorandum.co.id tidak bertanggung jawab atas isi opini. Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis seperti yang diatur dalam UU ITE -
 
Tags :
Kategori :

Terkait