Suami Pergi Entah ke Mana, Wanita Cantik Dilamar Pria (3)

Sabtu 10-09-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Berbeda dengan kemabukan tetangga-tetangganya di Gunungkidul yang Mawar ingat, kemabukan Toni kali ini cenderung seperti orang gak bek. Sableng. “Tidak seperti kebanyakan orang di kampung yang suka bengak-bengok dan ngamuk sepanjang jalan, Mas Toni justru menutup pintu kamar dan tidak mau diganggu. Pernah saya mengingatkannya untuk sarapan, eee… dia malah membentak. Sekali saja, setelah itu sepi. Sampai bangun sore atau bahkan pagi keesokan hari,” tutur Mawar. Suaranya agak luruh makin lirih. “Saya pernah mengintipnya lewat ventilasi di atas pintu,” katanya. Dengan amat hati-hati Mawar menyusun kursi dan sebuah dingklik kecil untuk tumpuan kaki agar matanya bisa mencapai lubang ventilasi. Lantas, apa yang terlihat? Toni tidur dengan pakaian seragam kerja masih lengkap melekat di tubuh. Tidak ada hal yang mencurigakan. Hasil mengintip ini tentu melegakan Mawar. Dia segera turun dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Termasuk mencuci. Saat merogoh saku baju seragam yang ada dalam rendaman, Mawar menemukan sesuatu. Tenyata hanya benda seperti gula pasir yang nyunyut dibungkus plastik. Maklum, baru direndam. Mawar lantas membuang barang tadi ke selokan. Mawar menyelingi pekerjaan nyucinya dengan memasak seafood kesukaan Toni. Ketika Mawar memasukkan cumi-cumi ke penggorengan, terdengar bunyi keras srenggg… disusul bau wangi bawang putih sebagian bumbunya. Bau tersebut menyeruak ke mana-mana. Tetangga sebelah rumah bahkan ada yang nyeletuk, “Wah, masak besar nih Bu Toni. Bagi-bagi dong.” “Inggih Bu. Masak seafood kegemaran bapake lare-lare.” Tak lama kemudian Toni muncul. Dia menanyakan baju seragamnya yang tempo hari dia geletakkan di ruang tengah. “Sudah kurendam, Mas. Ini bahkan sudah hendak kucuci,” kata Mawar. “Kau rendam?” tanya Toni dengan suara keras sambil ongker-ongker rendaman cucian. “Caria pa?” tanya Mawar. “Di mana bungkusan kecil di saku bajuku?” Toni balik bertanya. “Oh plastik bekas wadah gula pasir? Sudah kubuang di selokan.” Mendengar jawaban ini, mendadak emosi Toni tersulut. Dia marah besar. Celotehan tidak jelas meluncur dari bibirnya sambil tangannya menyibak-nyibak isi selokan. Toni semakin uring-uringan karena barang yang dia cari tidak ada. Dia spontan balik badan keluar rumah dan pergi. HP-nya ketinggalan. Mawar memanggil dan hendak mengingatkan, tapi Toni terburu menjauh. Deru motornya terdengar meraung keras seolah menggambarkan suasana penunggangnya yang sedang terbakar. (jos, bersambung)      

Tags :
Kategori :

Terkait