Pedagang Tunggu Janji Wali Kota Hidupkan Eks Hi Tech Mall

Jumat 02-09-2022,20:03 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, memorandum.co.id - Gedung eks Hi Tech Mall yang sempat menjadi pusat perbelanjaan elektronik terbesar di Kota Pahlawan perlahan bangkit. Kondisi terkini, sebanyak 200 pedagang yang tersisa telah direlokasi dan ditata dengan baik oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya. Seluruh pedagang disatukan di lantai dasar. Sedangkan lantai basemen, lantai 1, 2, dan 3 sementara dikosongkan. Sejak tak lagi disewa swasta, eks Hi Tech Mall mati suri. Sempat kebingungan dengan nasib pedagang yang keluar lantaran mulai sepi, namun Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya mengambil alih dan melangkah dengan pasti. Bahkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berjanji akan menghidupkan kembali eks Hi Tech Mall seperti pada masa jayanya. Namun begitu, janji wali kota tersebut masih sebatas wacana. Rencana Eri yang ingin mengkoneksikan kembali gedung eks Hi Tech Mall dengan kompleks kesenian Taman Hiburan Rakyat (THR) masih belum terlihat. Saat ini, eks Hi Tech Mall hanya sebatas perbelanjaan yang minimalis. Terkesan hidup segan, mati tak mau. Ketua Paguyuban Pedagang eks Hi Tech Mall Rudi Abdullah mengatakan, pihaknya menantikan rencana pemkot yang ingin mengintegrasikan perbelanjaan dengan sektor kesenian, kebudayaan, sekaligus pelaku UMKM. Rudi optimistis hal tersebut terealisasi. Menurutnya, pemkot harus mampu mengambil alih. Apa yang dilakukan pemkot sejauh ini dinilainya sudah baik. Karena itu, dia berharap pemkot tak sekadar menabur janji, melainkan benar-benar merealisasi. “Wacananya kan begitu. Tetapi kapan akan mulai dilakukan (revitalisasi eks Hi Tech Mall, red) ini yang masih menjadi tanda tanya. Namun kita sebagai pedagang lama merasa optimistis itu dapat diwujudkan, makanya kita menunggu janji pemkot untuk menghidupkan kembali mal ini,” ujar Rudi, Jumat (2/9/2022). Pantauan memorandum.co.id  di lokasi, pengunjung silih berganti berdatangan. Ada yang tengah membawa printer hingga menggotong CPU komputer. Di lantai dasar eks Hi Tech Mall, selain didominasi oleh toko elektronik, juga ada pelaku UMKM yang menjajakan makanan, aksesoris, perlengkapan baju, topi, hingga duplikat kunci. Rudi mengungkapkan, meski relokasi pedagang berjalan lancar namun masih ada pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan BPKAD. Yakni perbaikan atap yang bocor di lantai dasar hingga penambahan sejumlah fasilitas pendukung. “Sejauh ini berjalan baik. Ada 200 pedagang sudah direlokasi dan berjualan di lantai dasar semua. Ini bagus karena pengunjung bisa terkonsentrasi. Ketersediaan air dan listrik tidak ada masalah. Namun, pemkot perlu melakukan perbaikan sejumlah atap toko yang bocor,” beber pedagang eks Hi Tech Mall ini. Kemudian, Rudi juga menegaskan bahwa perlunya penambahan fasilitas pendukung berupa ATM center dan provider. Sebagai mal, menurutnya fasilitas itu wajib ada. Dengan begitu bisa memudahkan pedagang dan pembeli untuk berbelanja. “Relokasi sudah, maka sekarang pemenuhan fasilitas. Kita harap, mal ini dilengkapi ATM center dan provider supaya sinyal mudah masuk. Apalagi kita sudah membayar retribusi. Maka ini menjadi kewajiban pemkot selaku pengelola untuk memenuhinya,” tegas dia. Hal lain yakni, revitalisasi minor. Supaya semakin menarik pengunjung untuk datang, pemkot setidaknya perlu memperindah kawasan eks Hi Tech Mall. Minimal melakukan pengecatan hingga memperbaik atap dan lantai yang rusak. Selain itu, pedagang juga meminta agar pintu masuk ke mal tidak hanya pintu utama yang dibuka. Namun empat akses pintu masuk lainnya juga harus dibuka. “Pedagang itu juga mengeluhkan pintu masuk yang tidak dibuka semuanya. Seperti pintu di utara, semestinya itu dibuka juga, jangan ditutup dong. Supaya pedagang yang tokonya ada di belakang itu juga dilirik pengunjung,” jelasnya. Pihaknya kembali mengingatkan bahwa pedagang eks Hi Tech Mall tertib dalam membayar retribusi. Karenanya, pedagang berhak mendesak pemkot untuk memenuhi hal-hal yang menjadi kebutuhan para pedagang. “Kami, para pedang di sini itu setiap bulan membayar walaupun didiskon 50 persen sampai 2022 karena pandemi. Makanya sudah menjadi kewajiban pengelola mal, dalam hal ini pemkot untuk memenuhi usulan para pedagang,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya Ira Tursilowati mengatakan bahwa relokasi yang tuntas dilakukan merupakan atas permohonan dari para pedagang. Sebab, sebelumnya banyak toko yang masih buka namun jauh satu sama lain. Menurutnya, perpindahan ini bertujuan supaya para pedagang menjadi terpusat. Setelah relokasi ini, selanjutnya, pemkot akan melakukan renovasi di lantai dua, tiga, dan sejumlah bangunan lainnya. Bahkan, berbagai fasilitas gedung akan segera dilengkapi, seperti ATM center dan provider. “Dengan cara ini, semua berharap eks Hi Tech Mall ini akan segera ramai kembali,” ucapnya. Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa akan mengoneksikan kembali gedung eks Hi Tech Mall dengan kompleks kesenian Taman Hiburan Rakyat (THR). Langkah itu sebelumnya telah diawali dengan relokasi para pedagang ke lantai dasar pada Selasa (5/4) lalu. Pemkot juga berencana membangun kembali Taman Remaja Surabaya (TRS) sebagai tempat ruang terbuka untuk aktivitas kesenian, sebagaimana TRS yang pernah menjadi pusatnya anak pelajar SD-SMP menampilkan bakat kesenian. ”Kami akan membangun taman remaja tetap menjadi tempat terbuka untuk pentas anak-anak SD-SMP yang seperti dulu. Karena ini sejarah, jangan sampai dilupakan. Jadi untuk tempat kesenian memang kita fokuskan ke sana, selain di Balai Pemuda,” terang Eri. Bahkan, untuk mendukung pembangunan itu, Eri mengaku bakal mengundang investor. Sebab, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya tidak akan cukup jika digunakan untuk membangun semuanya. ”Intinya bagaimana semua itu bisa bergerak, untuk kesenian, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), IT, dan masyarakat Surabaya, termasuk Hi Tech Mall. Kejayaan seni budaya harus kita kembalikan lagi,” ucap Eri. (bin)

Tags :
Kategori :

Terkait