Menapaki tahun ke-50, Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum semakin membuktikan diri sebagai media cetak criminal terbesar di Jawa Timur. Termasuk inovasi yang dilakukannya hingga masih eksis sampai sekarang. Tetap bertahan di era digitalisasi. Memorandum tetap mendapat porsi di hati masyarakat.
Termasuk dalam pandangan Kapolrestabes Surabaya Kombespol Sandi Nugroho SH SIK Mhum. Menurut orang nomor 1 di Polrestabes Surabaya itu, surat kabar harian Memorandum merupakan koran yang kental dan dikenal dengan berita kriminalnya. Terlebih di wilayah Jawa Timur.
"Sejak pertama kali saja menginjak Surabaya, koran yang memancing perhatian saya adalah Memorandum. Hampir di semua halaman ada berita kriminalnya. Terlebih, berita-berita yang berhasil diungkap Polrestabes Surabaya. Saya rasakan seperti prioritas yang wajib berada di halaman 1," kata Sandi Nugroho.[penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="right" withids="" displayby="tag" orderby="rand"]
Menurut Sandi, pemberitaan di Memorandum sudah cukup baginya untuk membandingkan dengan laporan anggotanya. “Dari pemberitaan di Memorandum saya juga bisa memantau isyu-isyu dan perkembangan di masyarakat. termasuk berita yang mengkritisi kinerja kami pun saya bisa baca di Memorandum. Tentu itu membantu kami selaku pimpinan untuk memantau kinerja jajaran,” terang lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) 1995.
Kekritisan tersebut bukan membuat Memorandum menepi dari hati melainkan malah semakin menarik. "Itulah membuat koran Memorandum diminati banyak orang dari kelas bawah hingga menengah atas (midlle up). Ini tidak banyak media yang mampu menjaganya," tegas Sandi.
Tentu sebagai anggota kepolisian dan bertanggungjawab atas keamanan dan penanganan tindak kriminalitas di Surabaya, berita kriminal dan hukum menjadi pilihan pertama untuk dibaca. “Jelas berita kriminal di halaman 1, dan hukum kriminal di halaman 8 dan 19. Saya khan polisi," imbuhnya dia.
Salah satu yang dianggap cukup khas dari Memorandum adalah adanya sinergitas secara kelembahaan. Termasuk dengan kepolisian dan dibuktikan dengan kerjasama beberapa kapolres di Jawa Timur. Termasuk menjalin kerjasama dengan Polrestabes Surabaya yang dipimpinnya. "Setiap Senin, ada rubrik khusus dengan narasumber saya sendiri. Itu salah satu cara kami menyapa masyarakat Surabaya," singkat Sandi.
Sandi juga menyampaikan, setiap kali konferensi pers, wartawan Memorandum selalu melaksanakan penugasan untuk meliput segala kegiatan di mapolrestabes.
Tentang pemberitaan yang berimbang dan antihoax, tentu juga menjadi perhatian Sandi dalam menilai sebuah media. Menurut Sandi Memorandum sudah berimbang dan jauh dari pemberitaan hoax. "Tidak pernah sekalipun saya baca berita hoax di Memorandum," tegas dia.
Dengan apa yang sudah ada di Memorandum saat ini, perwira menengah dengan tiga melati di tongkat komandonya ini berharap Memorandum lebih eksis lagi. Terlebih dalam pemberitaan positif.
"Selain itu saya harap Memorandum bisa bersama-sama menciptakan suasana tenang dan tentram untuk Masyarakat Kota Surabaya. Ayo Jogo Suroboyo," pungkas Sandi Nugroho.
Siap ndan. (fdn/rif/gus)