Tulungagung, Memorandum.co.id - Kebakaran pasar Ngunut yang terjadi pada Jumat (08/11) petang, diduga berasal dari los garmen di belakang toko emas pasar.
Besarnya kobaran api dengan cepat melahap semua kios di dalam pasar. Apalagi kios- kiosnya sebagian besar terbuat dari kayu.
Tidak butuh waktu lama, dalam 1 jam api sudah melahap semua bagian pasar, termasuk kios permanen di depan pasar.
Kabid Damkar Satpol PP Tulungagung, Rakidi mengatakan, untuk memadamkan api pihaknya harus meminta bantuan unit damkar dari Kabupaten Blitar, Kediri dan Trenggalek.
“5 unit dari Tulungagung kemudian 3 unit dari Blitar dan 2 unit dari Trenggalek, total ada 10 unit mobil damkar dan pemadamnya, api bisa dikendalikan Sabtu dini hari,” ucap Rakidi.
Rakini memaparkan, jauhnya sumber air di sekitar lokasi mempersulit proses pemadaman. Untuk itu pihaknya hanya bisa memanfaatkan hydrant di sekitar lokasi yang jumlahnya terbatas. Pihaknya bahkan harus mencari sumber air di lokasi lain sehingga memerlukan waktu lama.
“Sumber air itu jauh. Ada hydrant tapi jumlahnya sedikit sekali,” jelasnya.
Rakidi menambahkan, banyaknya barang yang mudah terbakar juga menjadi faktor lain dan menyulitkan proses pemadaman. Bahkan anggota damkar dari Blitar terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit, setelah pingsan saat mencoba memadamkan api di dalam pasar.
“Di dalam pasar banyak barang mudah terbakar. Ini yang menyulitkan proses pemadaman. Antusias masyarakat juga menyulitkan petugas bekerja,” terangnya.
Sementara Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia mengatakan belum bisa menyebutkan penyebab pasti terjadinya kebakaran itu. Pihaknya akan menunggu tim inafis bekerja guna mengidentifikasi penyebab kebakaran.
“Kita tunggu tim inafis bekerja dulu, kalau diperlukan meminta bantuan Labfor Polda akan kita lakukan,” ungkapnya.
Ditemui di lokasi kejadian, Bupati Maryoto Bhirowo menyampaikan bakal menyiapkan lokasi pasar darurat pasca kebakaran ini. Dengan harapan, pedagang tetap bisa berjualan di sekitar pasar yang terbakar.
“Jumlah pedagang dari besar sampai kecil sekitar 800 orang. Ini sedang kita petakan. Kita akan buatkan kios sementara agar mereka tetap bisa berjualan. Untuk yang lain-lainnya nanti kami informasikan menyusul,” pungkas Maryoto Birowo. (fir/mad/gus)