Kisah Cinta yang Yatim Piatu sejak Balita (6-habis)

Selasa 26-07-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Cukup lama Toni diam. Sampai Cinta dihantui rasa bersalah dan penyesalan menanyakan hal sangat sensitif  tersebut. “Maaf kalau pertanyaanku salah,” kata Cinta memutus kebekuan di antara mereka. Dia lantas merengkuh Toni ke dalam pelukan dan mengeratkan pelukan itu, “Sekali lagi maaf.” Toni tersenyum dan balas memeluk. Ia mendekatkan bibir ke telinga Cinta dan berbisik lembut, “Yang jelas aku sangat sayang sama Cinta.” Ketidakbersediaan Toni menomorsatukan rasa sayangnya untuk Cinta menyisakan keragu-raguan Cinta melanjutkan jalinan kasihnya dengan lelaki keren itu. Cinta juga mulai meragukan keikhlasannya membantu Nia dan Toni mengandung anak mereka. Dua hari terakhir Cinta merasakan dadanya sering bergetar tidak beraturan. Panas dan nyeri. Hatinya juga gelisah. Di kelopak mata seolah Toni selalu hilir mudik tanpa henti. Di sisi lain, dia juga ingin segera memiliki sepenuhnya lelaki tersebut. Paling tidak, secara resmi dinikahi secara resmi di KUA. Tidak diduga, ternyata Toni setuju. Deal. Mereka pun menikah. Tapi manusia berencana dan Tuhan tetap yang menentukan. Begitu pernikahan dilakukan, sandiwara mereka terkuak. Cinta kabur dengan perasaan terpecah belah. Perempuan itu minggat ke rumah sahabatnya di luar kota bersama bayi dalam perutnya. Beberapa saat dia di sana sampai bayi itu lahir. Cinta bertekad bakal membesarkan anak itu seorang diri. Namun ketika bayi itu benar-benar lahir, pikirannya berubah. Wajah bayi yang mirip Toni menimbulkan perasaan bersalah. Bersalah kepada Toni. Bersalah kepada Nia. Juga kepada bayi itu sendiri. Setelah direnungkan beberapa saat, Cinta ingin menebus kesalahan itu dengan meminta maaf kepada mereka dengan cara minta cerai ke Toni dan mengembalikan lelaki tersebut kepada Nia. Dipandanginya bayi di gendongannya. Dia berencana menemui Nia dan Toni untuk minta maaf. Cinta juga berencana menyerahkan bayinya kepada mereka. Soal harta yang dijanjikan Nia dan Toni, dia pasrah kepada mereka, jadi diberikan atau tidak. Cinta ikhlas memberikan bayinya. Dia hanya berharap proses  perceraiannya dengan Toni bisa berjalan lancar. “Setelah semua ini selesai, saya akan merantau ke rumah seorang kerabat di Maluku. Aku ingin tinggal di sana,” kata Cinta. (jos, habis)  

Tags :
Kategori :

Terkait