Perempuan Beranaktirikan Anak Indigo (4-habis)

Jumat 03-06-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Pamit Belajar Bersama, Tepergok Jadi Gigolo

Melihat cara jalan dan penampilan dari jauh, tampaknya perempuan itu tidak mudah lagi. Mereka masuk kamar dan Budi segera melupakannya. Dia yakin pemuda tadi bukan Toni. Hanya mirip. Lagipula, tidak mungkin Toni kelayapan sampai ke Tuban, wong pamitnya belajar bersama. Paling rumah temannya hanya di seputaran kota. “Bersama seorang perempuan, lagi. Dan lebih tua. Khayal,” batin Budi. Selesai salat, Budi makan di kafe hotel. Menu masakan khas pesisir mendapat apresiasi teman-temannya dari kota-kota lain. Saat hendak kembali ke ruang rapat itulah terdengar ribut-ribut di selasar kamar-kamar hotel. Ada seorang lelaki paruh baya dengan emosi menggedor pintu kamar. Dua polisi perpakaian dinas yang berdiri di belakangnya berusaha menenangkan, tapi tidak dihiraukan. Lelaki tadi malah lebih keras menggedor pintu kamar. Petugas hotel yang mencoba membantu membuka dengan kunci duplikat nggregeli. Kuncinya malah jotah-jatuh ke lantai. Budi memperlambat jalannya karena ingin mengetahui apa yang terjadi. Dia pura-pura menjatuhkan HP. Setelah pintu berhasil dibuka, Budi melihat lelaki tadi mencengkeram krah baju seorang pemuda. “Kamu Toni, Ya? Berani-beraninya kamu membawa istri orang?” Des! Pukulan keras mendarat di pipi pemuda tadi. Ternyata benar. Pemuda yang dilihat Budi bersama perempuan tadi adalah keponakannya. Urusannya berbuntut panjang. Toni dituding membawa kabur istri orang. Untung saja perempuan tadi membuat pengakuan yang meringankan Toni. Pada mediasi di kantor polisi, dia mengatakan dialah yang proaktif mendekati Toni lewat seseorang. Bahasa kasarnya, perempuan kemampo itu membayar Toni untuk kebersamaannya. Boso Suroboyone yang lebih kasar lagi, keponakan saya dibayar sebagai gigolo. Beberapa fakta tadi diindikasikan Budi bahwa Mentik memiliki kemampuan lebih. Indra keenam. Indigo. Budi pun mendiskusikan dengan beberapa teman. Rata-rata mereka menyarankan Budi memupuk kemampuan Mentik. “Fakta inilah yang paling ditakuti Bu Indah. Dia menyarankan Mentik dibawa ke ustaz untuk di-ruqyah atau diibawa ke psikiater, tapi malah dimarahi. Masalah ini bahkan menjadi pertengkaran berlarut-larut,” kata Win. (jos, habis)  
Tags :
Kategori :

Terkait