Surabaya, memorandum.co.id - 13 pimpinan lembaga tinggi dari unsur pemerintah, pengusaha, perbankan dan akademisi menandatangani komitmen bersama mendukung revitalisasi program pendidikan vokasi. Penandatanganan dilakukan saat perayaan Hari Ulang Tahun ke-11 Kadin Institute yang digelar di Graha Kadin Jatim, kemarin. Komitmen tersebut ditujukan untuk mewujudkan mimpi bersama mencetak sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berdaya saing. Ke-13 lembaga tersebut adalah Ketua Dewan Perwakilan daerah RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi RI Kunjung Masehat, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, Ketua Apindo Jatim Eddy Widjanarko. Selain itu Gubernur Jawa Timur yang diwakilkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan, Direktur Kadin Institute Nurul Indah Susanti, Presiden Direktur PT Maspion Group Alim Markus, sejumlah Rektor Perguruan Tinggi di Jatim serta Bupati dan Walikota di Jatim. Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan, komitmen menjadi spirit bagi Kadin Jatim bersama Kadin Instutute terus berkontribusi peningkatan SDM di Jatim. Kadin memiliki komitmen kuat merealisasikan program pendidikan vokasi di Jatim dalam rangka menciptakan menciptakan SDM unggul dan berdaya saing. “Kkompakan ini tidak hanya terbangun saat ini saja. Tetapi setelah ini juga harus kompak untuk bangun SDM. Bersama-sama mewujudkan SDM unggul dan berdaya saing,” ujar Adik. Selama ini Kadin Jatim memiliki komitmen kuat untuk menyukseskan program pendidikan vokasi di Jatim. Salah satunya melalui pelatihan pelatih tempat kerja serta sinkronisasi kurikulum antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri. “Kadin, kerjasama dengan IHK Trier dan GIZ Jerman untuk melakukan pelatihan pelatih tempat kerja,” terangnya. Sementara itu, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menjadi inisiator dan pendiri Kadin Institute mengungkapkan, mendirikan Kadin Institute yang ada di benaknya adalah berupaya sekuat mungkin untuk mempercepat lahirnya pengusaha baru di Indonesia, terutama di Jawa Timur. "Saat itu, jumlah pengusaha di Indonesia masih di kisaran 3 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Malaysia dan Thailand sudah di kisaran 4 persen. Sedangkan Singapura sudah mencapai angka 8 persen lebih," papar LaNyalla. Senator asal Jawa Timur itu ingin membuat dapur atau workshop yang menggodok kelahiran calon-calon pengusaha baru melalui Kadin Institute. Dalam perkembangannya, LaNyalla menyebut Kadin Institute menjadi salah satu pusat pengembangan dan pendidikan vokasi."Bahkan menjadi proxy bagi Kadin-Kadin Provinsi lainnya di Indonesia, selain Kadin kabupaten/kota di Jawa Timur," papar LaNyalla. Saat ini, Kadin Jatim telah mendirikan Rumah Kurasi untuk UMKM. Hal itu amat bermanfaat untuk menghadapi ledakan populasi jumlah penduduk usia produktif. Ledakan tersebut, kata LaNyalla, akan mulai dirasakan di tahun 2030 nanti hingga puncaknya di tahun 2045, tepat saat Indonesia berusia 1 abad. Ini harus diantisipasi dengan menyiapkan SDM yang unggul hingga bonus demografi tersebut tidak malah menjadi bencana. Sementara itu, Ketua BNPS RI Kunjung Masehat mengatakan bahwa saat ini Presiden telah mengeluarkan Perpres baru nomor 68/2022 tentang revitaslisasi pendidikan vokasi. Dimana pendiidkan akan dilakukan oleh Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan sementara untuk pelatihan dan kursus ditangani oleh Kementerian Tenaga Kerja. “Dan yang menjamin dua pendidikan tersebut adalah BNSP yang akan mengeluarkan jaminan kualitas sertifikasi profesinya. Ini dalam rangka menjamin mutu, antara link and match antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan industri tersebut harus benar-benar terjadi. Jangan sampai tidak terjadi link and match. Dan Kadin Institute berperan dalam mengembangkan pendidikan vokasi tersebut,” ujar Kunjung Masehat. Harapan terciptanya SDM Jatim yang unggul dan berdaya saing juga diungkapkan oleh Ketua Apindo Jatim Eddy Widjanarko. “Harapan dari Apindo, Kadin Institute akan menjadi satu wadah yang baik dan berkembang menjadi satu kekuatan dalam membangun ekonomi di Jatim,” ujar Eddy. Apindo, lanjutnya, memiliki satu keinginan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui program pendidikan vokasi. Apindo juga memiliki visi yang sama bahwa produktivitas tenaga kerja harus ditingkatkan, karena produktivitas tenaga kerja Indonesia kalah jauh dengan negara lain seperti China dan Vietnam. Menurutnya, Kadin Institute akan menjadi tempat yang baik untuk memulai tiga hal. Pertama merealisasikan pendidikan vokasi yang baik untuk peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan yang kemudian dinilai melalui uji kompetensi dan sertifikasi hingga kemudian ketika mereka lulus menjadi SDM yang siap kerja di industri yang membutuhkan. Kedua, revitalisasi vokasi juga untuk perbaikan program vokasi di industri yang saat ini tengah berjalan karena hampir seluruh program vokasi di industri tidak berjalan dengan baik. “Hal itu terjadi karena pelatihan tidak berjalan dengan baik sehingga Kadin mengambil posisi juga bahwa semua karyawan yang ada di industri juga perlu dinilai satu-satu melalui sertifikasi tenaga kerja, pelatihan itu perlu dilakukan per departemen,” terangnya. Dan ketiga adalah Kadin memiliki tanggung jawab moril untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sehingga industri di Jatim akan menjadi industri yang kuat dan memiliki daya saing hingga tingkat global.(day)
13 Lembaga Bangun Komitmen Program Revitalisasi Pendidikan Vokasi
Minggu 22-05-2022,13:45 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :