Toh Kuning Benteng Terakhir Kertajaya – Perwira (5)

Selasa 19-04-2022,09:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Pakaian mereka berwarna biru hitam dengan  hiasan benang emas di bagian depan pakaian mereka. Agaknya hiasan itu adalah tanda sebuah kelompok tertentu. Senjata-senjata mereka terlihat jelas tergantung di pinggang dan ada juga yang ditenteng begitu saja. Namun tiga orang di antaranya mempunyai perbedaan yang mencolok dengan belasan orang lainnya. Mereka bertiga terlihat bersikap tenang dan nada bicara yang halus. “Mereka sepertinya bukan penduduk setempat, Toh Kuning,” kata Jerabang. Toh Kuning tidak menyahut dan ia masih mengamati secara teliti untuk mencari sesuatu yang mungkin dapat membantunya mengenali asal kelompok. “Kita akan mendekati mereka,” kata Toh Kuning, ”kau harus berhati-hati. Mungkin saja mereka bukan orang yang pantas kita curigai meskipun mereka bersikap seperti sikap penguasa.” “Aku akan berusaha,” Jerabang kemudian membenahi penyamarannya. Kemudian ia bertanya, ”Apakah aku diizinkan untuk berbicara dengan mereka?” “Mungkin tidak hanya bicara saja, Jerabang,” jawab Toh Kuning kemudian, ”bila perlu, kita akan turut bergabung dalam kelompok mereka.” Ia merenung sejenak. Lalu ia berpaling pada Jerabang, ”Aku kira kita dapat sepenuhnya menjadi bagian dari mereka untuk sebuah jawaban apabila mereka patut dicurigai.” “Aku tidak berkeberatan, Toh Kuning,” sahut Jerabang.. Keduanya lantas berjalan mendekati kelompok orang berpakaian biru hitam tanpa melakukan sesuatu yang dapat menarik perhatian mereka. Toh Kuning dan Jerabang menyadari suatu kemungkinan buruk apabila mereka harus bergabung dengan kelompok itu. Dan itu adalah mereka akan bentrok dengan prajurit Kediri. Keduanya telah paham dengan akibat yang mungkin saja dapat terjadi apabila kelompok itu ternyata tidak terlibat dalam peristiwa bukit Katu. Rombongan itu kemudian berhenti dan memasuki kedai besar yang terletak dekat simpang empat. Toh Kuning dan Jerabang lantas berhenti dari tempat yang sedikit jauh dari kedai. Toh Kuning kemudian menyampaikan rencananya secara teliti pada Jerabang. Toh Kuning yang mengenali lingkungan pedukuhan. Teman karib Ken Arok, yang kini berpangkat perwira pratama, itu memberikan keterangan-keterangan yang sekiranya diperlukan oleh Jerabang untuk menyelamatkan diri apabila perkembangan menjurus bahaya. Kedua prajurit khusus dari Selakurung kemudian memasuki kedai  dengan sikap biasa saja. Lalu mereka telah berada di dalam kedai, terlihat oleh mereka bahwa rombongan berpakaian biru hitam itu duduk berkelompok saling berdekatan. Tidak lama setelah mereka berada dalam kedai, para pengunjung lainnya melangkah keluar kedai dengan terburu-buru. Agaknya mereka mengenali kelompok yang berjumlah cukup besar itu sebagai sekumpulan orang yang selalu berusaha memancing keributan. Meski begitu orang-orang yang berada dalam kelompok tidak terlihat membuat kekacauan di dalam kedai. Sementara ketiga orang yang agaknya menjadi pemimpin mereka mengambil tempat yang terpisah dari pengikutnya dan bersikap sangat tenang. Toh Kuning lantas mengambil tempat duduk yang berjarak dua meja dari pemimpin kelompok. Para pelayan kedai lalu terikat dalam tanggung jawab mereka untuk melayani pesanan makanan dan minuman para anggota kelompok yang nampak asing di mata mereka. Pemilik kedai juga terlihat membantu para pekerjanya untuk melayani keperluan pengunjung baru mereka. Sementara Toh Kuning pun telah memesan makanan dan minuman bagi mereka berdua. Setelah menunggu beberapa waktu lamanya, hidangan pun tersaji di atas meja masing-masing. (bersambung)      

Tags :
Kategori :

Terkait