Malang, memorandum.co.id - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia Jendral (Purn) Moeldoko menjelaskan, Indonesia perlu memperbanyak inovasi teknologi pangan. Hal itu dimaksudkan agar bisa menciptakan swasembada pangan. Saat ini, kata dia, banyak lahan produktif yang harusnya menjadi lahan pertanian beralih fungsi menjadi perumahan atau infrastruktur, demi mengakomodir pertambahan masyarakat. "Luas lahan baku terkurangi pertumbuhan pembangunan. Sejumlah lahan tergerus karena jumlah populasi penduduk yang meningkat serta pembangunan yang berkembang," terang Jenderal (Purn) Moeldoko saat kunjungan kerjanya di Dies Natalis ke 53, serta peresmian PLTS, rumah Ibadah, dan peletakan batu pertama gedung rektorat dan Pusat Riset Inovasi Teknologi, ITN Malang, Rabu (23/3/2022). Menurutnya, dua hal bisa dilakukan mewujudkan swasembada pangan. Keduanya, ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi berarti perluasan lahan pertanian. Sementara intensifikasi adalah sistem pembudidayaan lahan pertanian dengan teknologi. Ia menjelaskan, bagaimana dirinya memodifikasi dan menciptakan benih padi M70D dan M400. Dapat memangkas waktu penanaman padi, sehingga lebih cepat panen dan efisien biaya. "Saya ikut panen di Bali. Karena menanam M70D sampai menghasilkan 9,3 ton dalam satu hektare hanya 78 hari," lanjutnya. Melalui penciptaan dua benih itu, produktivitas panen padi terus dikejar. Tentunya demi mewujudkan swasembada pangan. Ia memberikan rantangan ke seluruh perguruan tinggi di Indonesia, menciptakan inovasi mewujudkan swasembada pangan. "Saya tantang ITN dan lainnya bersaing untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik," pungkasnya. Sejumlah pimpinan daerah Malang Raya hadir dalam kegiatan tersebut, para Rektor di Malang Raya serta para direktur utama perusahaan mitra. (edr)
Moeldoko Minta Perguruan Tinggi Berinovasi Wujudkan Swasembada Pangan
Rabu 23-03-2022,21:49 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :