Kesulitan Cari Solar, Nelayan Surabaya Utara Resah

Minggu 31-10-2021,14:52 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, memorandum.co.id - Di tengah musim paceklik ikan, Kelompok Nelayan Surabaya Utara Tangguh juga dihadapkan pada sulitnya mencari bahan bakar. Para nelayan bingung mensiasati kebutuhan solar untuk melaut. "Mayoritas perahu para nelayan menggunakan bahan bakar solar. Nah ini kita kesulitan carinya, karena saat beli di Pertamina pun tidak bisa," kata Ketua Kelompok Nelayan Nambangan Mas'ud, Minggu (31/10/2021). Mas'ud sudah menjajal ke berbagai sudut Pertamina di Surabaya untuk membeli solar menggunakan jeriken atau drum. Namun hasilnya selalu sama. Dia ditolak. "Kecuali ada surat pendukung dari dinas terkait. Ini yang selama ini belum kita kantongi. Makanya kita berharap ada solusi bagi 900 nelayan yang tergabung di Kelompok Nelayan Surabaya Utara Tangguh. Karena mata pencaharian kita ya hanya melaut ini," tandasnya. Sebelumnya, para nelayan membeli bahan bakar baik solar maupun pertalite ke tengkulak. Namun harga yang dipatok lebih mahal. Karenanya, Mas'ud berharap kegelisahan para nelayan ini dapat ditangkap pemerintah. "Normalnya solar di Pertamina sekitar Rp6 ribu. Kalau di tengkulak bisa Rp 8 ribu. Sedangkan pertalite biasanya Rp 8 ribu bisa melonjak Rp10 ribu sampai Rp12 ribu," bebernya. Menurutnya, para tengkulak bisa dengan mudah memperoleh bahan bakar solar maupun pertalite yakni, karena mempunyai mobil. Sedangkan para nelayan sangat tidak mungkin menggunakan trik ini. "Jadi salah satunya pakai mobil. Oleh pemiliknya solar yang sudah diisi tadi dikeluarkan, kemudian dijual ecer. Kalau kita kan hanya punya perahu, masa mau kita bawa ke Pertamina, kan tidak mungkin," cetusnya. "Kita sangat berharap ada subsidi BBM bagi para nelayan di pesisir Pantai Kenjeran. Karena bila terus-terusan membeli di tengkulak kita akan merugi," imbuh Mas'ud. (mg3)

Tags :
Kategori :

Terkait