TKI di Arab Saudi (1)

Kamis 28-10-2021,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

“Bojomu Pancen Gendeng”

Udin (samaran) berdebar saat pesawat mendarat di Bandara Juanda. Ia bayangkan istri dan anak semata wayangnya tersenyum lebar menyambut. Sayang, bayangan tersebut selamanya tak bakal Udin saksikan. Sebab, sudah lama istrinya, sebut saja Tunik, jarang rumah. Hanya sesekali waktu dia bermalam di rumah. Dan, tidak ada yang tahu persis keberadaan perempuan itu. “Tunik  jarang mulih. Risa (anak pasangan Udin dan Tunik, red) berok-berok gak tau direken. Bojomu pancen gendeng,” kata Mbok Jah, ibu Udin, sesaat setelah pria itu menginjakkan kaki di rumahnya di kawasan Benowo.  Kalimat tersebut diulang Udin kepada Memorandum di area Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Kabar ini menjadi pukulan berat bagi Udin. Bayangan-bayangan buruk menyertai kabar tersebut. Sebab, tidak mungkin Tunik meninggalkan rumah tanpa sebab. Pasti ada sesuatu di balik itu. Salah satu kekhawatiran Udin adalah uang yang selama ini dia kirimkan dari Arab Saudi, tempat dia bekerja sebagai tenaga kerja migran, ludes tak berbekas. Padahal, uang tersebut Udin minta ditabung untuk membangun rumah. Udin rela bekerja lembur tanpa memerhatikan kesehatan dan daya tahan tubuh demi cita-cita tadi. “Sebenarnya sudah lama saya sudah curiga Tunik tidak menabungkan uang kiriman. Sebab, setiap saya minta dia memfoto buku tabungan dan me-WA-nya tidak pernah dilakukan. Janji melulu-janji melulu,” kata Udin. Hitungan lelaki kekar ini, sedikitnya dia mengirimkan uang Rp 1 miliar. Mungkin lebih. Termasuk uang lembur. Uang itu dia peroleh selama 20 tahun bekerja di Arab Saudi. Hanya dua bulan sekali dia mengambil hari libur. Selebihnya untuk lembur. Menurut Udin, selama ini hubungannya dengan Tunik baik-baik saja. Hampir tiap hari dia menghubungi sang istri via telepon. Tidak pernah telat. “Saya pulang lima tahun sekali,” tambahnya. Sehari sebelum kepulangannya, Udin masih bisa menghubungi Sarip. Waktu itu Tunik malah menggodanya. Ia mengaku sudah amat kangen tidur di pelukan Udin yang hangat. Kebiasaan Tunik sebelum Udin ke Arab Saudi memang tidur di pelukan suami. Tunik yang mungil seolah tenggelam di dada Udin yang memang lebar dan kekar. “Guyonannya selalu begitu. Ingin tidur di pelukan,” tutur Udin. Ada senyum mengambang menyertai kalimat tadi. Menurut Udin, dia sudah berusaha mencari Tunik ke keluarganya di Gresik, tapi tidak membuahkan hasil. Tunik malah dicari-cari keluarga karena membawa kabur surat rumah. Semua saudara mencari. Salah satu dari mereka malah mengancam akan membunuh Tunik bila ditemukan di mana saja. Selama ini mereka dan Tunik selalu kucing-kucingan. Ada di antara mereka yang pernah menyanggong Tunik di rumah mertuanya yang notabene adalah ibu Udin, Mbok Jah. Tapi, disanggong hingga berhari-hari, Tunik tidak pernah terlihat batang hidungnya. (jos, bersambung)  
Tags :
Kategori :

Terkait