Surabaya, memorandum.co.id - Kondisi trauma yang di alami FR (17), anak JM (38), pasca kejadian perampasan dua kalung di Jalan Tunjungan sudah mulai berangsur pulih. Kondisi FR itu, terlihat saat memorandum.co.id berkunjung ke rumahnya di Jalan Keputran Pasar Kecil. Pelajar yang masih duduk di bangku SMA tersebut, masih ingat kejadian yang dialami bersama ibunya dan menceritakan kronologisnya. "Saya tahu saat ibu (JM), dirampas kalungnya oleh pelaku. Saya berteriak jambret dan mengejarnya. Saat memegangi motor, pelaku turun dan memukul gagang pisau di kening saya hingga berdarah," beber FR, gadis berhijab itu. Tapi FR cuma tidak melihat pelaku yang duduk di belakang saat memukul keningnya, bagian yang tumpul atau gagangnya. "Karena usai dipukul saya langsung pingsan" jelas ceplas ceplos. Sementara JM sudah memenuhi panggilan ke Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya untuk diperiksa sebagai korban, Kamis (7/10/2021). Tapi sampai mako penyidiknya izin tidak masuk karena sakit. "Saya disuruh kembali polrestabes lagi hari Senin (11/10/2021) pukul 0.00," ungkap JM kepada memorandum.co.id. Karena jadwal pemeriksaan ditunda, JM yang waktu itu didampingi anaknya yang paling kecil dan temannya, pulang. Sampai di depan Gedung Anindita Satreskrim Polrestabes Surabaya, berhenti dan ingin tahu pelaku yang ditangkap polisi, tapi.takut. "Saya tanya penyidik lain, katanya pelaku ada di bawah, yang ditembak kakinya. Tapi saya takut dan minta fotokan wartawan," tutur JM. Penundaan pemeriksaan, dibenarkan Kanitjatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Agung Kurnia. "Iya ditunda karena penyidiknya lepas dinas, jadi korban disuruh hari Senin (11/10/2021) datang untuk diperiksa," jelas Agung kepada memorandum.co.id. Seperti yang diberitakan sebelumnya, kejadian perampasan yang dialami JM, dan kedua anaknya membuatnya trauma dan shock. Bahkan tidak akan dilupakan sepanjang hidupnya. JM mengaku, sudah mengetahui setelah diberitahu anggota Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya pada Rabu (6/10/2021). Karena tidak bisa naik motor sendirian, ibu dua anak tersebut baru bisa datang memenuhi panggilan di Polrestabes Surabaya dengan diantar temannya. "Nomor saya dihubungi oleh polisi wanita jika disuruh ke Polrestabes Surabaya karena pelakunya sudah tertangkap," kata JM saat ditemui di rumahnya di Jalan Keputran Pasar Kecil, Kamis (7/10/2021). JM mengatakan, ketika peristiwa terjadi sedang mengantar kedua anaknya, FR dan AS (3), sedang jalan-jalan keliling Surabaya. Kemudian memilih mampir ke Jalan Tunjungan. "Saya duduk di atas motor sambil momong anak saya yang kecil, sedangkan anak saya yang satunya main video tiktok-kan di samping mobil," ungkap JM. Saat itulah, JM melihat kedua pelaku melintas di depannya. Ia tidak mengetahui kalau jambret. Tiba-tiba ada yang membetot kalungnya dari belakang lalu lari. "Saat dijambret saya kaget dan hanya diam saja karena takut," jelasnya. JM mengungkapkan, ada dua kalung yang dirampas, satu kalung kesehatan seharga Rp 1,5 juta, sedangkan harga kalung imitasi seharga Rp 1 juta. "Saya tanyakan ke petugas tadi katanya sudah dijual pelakunya," ungkap dia. Ternyata, kata JM, anaknya FR yang tahu kejadian itu. Kemudiam mengejar kedua pelaku yang hendak kabur dan memegangi lampu belakang motor sambil berteriak-teriak jambret. "Karena takut tertangkap dan dianggap menghalanginya kabur, pelaku (Habibi), yang duduk di belakang turun lalu memukul kening anak saya," kata JM. Berselang beberapa hari kemudian, anggota Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil meringkus pelaku yang membetot kalungnya di Jalan Tunjungan, Genteng. Tersangka, Habibi (31), warga Jalan Makmur, Turakle, Makassar. Pria itu dibekuk di rumah kosnya di Jalan Tambak Gringsing. Bahkan, petugas melumpuhkannya dengan timah panas tepat bersarang di kedua kakinya karena melawan petugas saat akan ditangkap. Sedangkan temannya yang berperan sebagai joki masih diburu polisi. (rio/fer)
Anak Korban Pulih dan Ingat Ibunya Dijambret Kalung di Tunjungan
Jumat 08-10-2021,19:41 WIB
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Kategori :