Banyak Warga Berobat ke Luar Negeri, Pemkot Tawarkan Medical Tourism Surabaya

Senin 27-09-2021,15:56 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, Memorandum.co.id - Banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri, menjadi perhatian serius bagi Pemkot Surabaya. Sebab di Surabaya sendiri banyak dokter dan rumah sakit hebat yang tidak kalah dengan rumah sakit di luar negeri. Untuk mewujudkan itu semua dengan memberikan pelayanan terbaik, dengan menggandeng rumah sakit, hotel, restoran, pusat perbelanjaan dalam bentuk medical tourism Surabaya. Harapannya, masyarakat tidak berobat di luar negeri dan tetap berada di Surabaya dengan pelayanan bagi dirinya dan keluarga. Dikatakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dengan meningkatkan pelayanan kesehatan terbaik di Surabaya. "Ketika kita bisa memberikan pelayanan terbaik, maka tidak mungkin orang kalau berobat sendiri. Maka dari itu kita melihat bahwa Surabaya ini bisa memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk seluruh khususnya Indonesia Timur," ujar Eri, Senin (27/9). Bahkan, ketika melihat pangsa luar kalau bisa melakukan pelayanan itu maka secara otomatis akan menggerakkan ekonomi, pariwisata, perhotelan, restoran dan semua yang ada di Surabaya. "Jadi kenapa orang bilang wisata kesehatan, karena itu. Kalau dia datang berobat tidak sendiri, ada empat orang keluarganya. Empat orang ini kan tinggal di Surabaya, menginap di hotel ya kita kerja sama dengan hotel. Kalau dari sana dia bergerak lagi, bisa mencari tempat makan dan wisata, sehingga akan rangkai menjadi satu bagian," ujarnya. Tambah Eri, sebenarnya kekuatan ada di kedokteran, dan rumah sakitnya. "Kalau kita melihat rumah sakit di Malaysia dan Singapura itu yang berobat hampir 70 persen orang Indonesia. Dari 70 persen tadi, sebagian besar adalah orang Surabaya," tambah Eri. Eri menceritakan, ia bertemu beberapa orang menyampaikan bahwa tidak bisa didiagnosa di Surabaya. Bahkan keluar negeri pakai jet pribadi. Ternyata sampai di sana sama hasil diagnosanya dengan di Surabaya. "Beliau mengatakan ke saya, pak wali sebenarnya dokternya hebat wong diagnosanya sama. Cuman saya kan percaya di sana lebih baik. Ternyata setelah sampai sana sama saja diagnosanya," ujarnya. Dari sana, ia mempunyai kekuatan sebenarnya. "Kita punya tenaga kesehatan yang hebat, punya rumah sakit yang hebat. Bagaimana tugas kita sekarang menggandeng pelayanannya. Jadi sebelum dia mau ke Surabaya, dia daftar dulu sudah ada arah mau ke rumah sakit mana, hotel mana, disiapkan mobil apa setelah itu kita jemput ke bandara. Ini yang namanya pelyanan premium, sehingga orang yang tidak ingin keluar negeri bisa di Surabaya," jelasnya. Daftarnya lewat mana, Eri menjelaskan cukup di medical tourism Surabaya, ini juga dibantu teman-teman unair dan kita lagi melihat bersama. "Karena ini sebuah produk makanya produk bersama, ya pariwisata, perhotelan, rumah sakit universitas dan pemkot. Sehingga kita lihat dan launching-kan bersama tanggal 10 November," terang Eri. Kadang orang lebih percaya lebih mahal lebih baik. Karena itu harus yakinkan bahwa mahal itu tidak tentu bagus. "Padahal mahalnya di luar negeri. Berarti kan kita lihat dan tanya alatnya apa. Tadi sudah ada diskusi, terkait keterbukaan alat yg kita punya. Kedua keterbukaan soal harga. Kalau sekarang mohon maaf rumah sakit biasanya masih menutupi, harga operasi ini berapanya nah ini harus dibuka. Makanya saya sama persi tadi sepakat untuk dibuka sehingga orang tahu," pungkas Eri. Sementara itu, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim Dodo Anondo mengatakan, bahwa banyak orang Surabaya sedikit-sedikit berobat ke luar negeri "Kita ini sebenarnya dokter-dokter sudah bagus. Baik semua dari kasus bedah, jantung, kita sudah siap. Untuk itu, ide dari pak rektor dan pak wali kota buat medical tourism Surabaya ini," ujarnya. Tambah Dodo, untuk soal destnasi wisata Surabaya ada tetapi untuk medical kalah. "Padahal dokter-dokter kita mampu semuanya. Justru itu kita ada konsep maka dibuatlah ini," pungkas Dodo. (fer)

Tags :
Kategori :

Terkait