Warga Tambak Mayor Kecewa, Saluran Air Tak Terealisasi Jadi Langganan Banjir

Senin 20-09-2021,18:45 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Jelang musim hujan, warga yang bermukim di sekitar Jalan Tambak Mayor, Asemrowo, dilanda kekhawatiran. Sebab,  jalan yang kerap dilalui truk bermuatan besar tersebut tak mempunyai saluran air di sisi utara. Di samping menyebabkan banjir bila hujan tiba, juga membahayakan para pengguna roda dua yang melintas. Tak jarang menyebabkan kecelakaan. Kebanjiran bahkan sudah puas dirasakan puluhan tahun oleh warga sekitar. Padahal anggaran sudah diteken oleh Eri Cahyadi, waktu menjabat Kepala Bappeko pada 2019 saat itu. Tapi tak kunjung terealisasi. "Kalau hujannya deras bisa sampai masuk ke rumah. Hujan sebentar saja sudah tergenang. Kalau ada motor lewat sini, pengendara memilih menghindar sampai ke tengah. Makanya sering kecelakaan di sini. Apalagi pas tikungan. Ditambah truk besar. Lengkap sudah," tutur H Juhari, warga yang bermukim di sekitar, Senin (20/9/2021). Sedangkan ketua RW 04 Hj Nur Aini pun mengaku kecewa. Anggaran sudah ada tapi tak kunjung terlaksana. Warga akhirnya dipaksa menikmati kebanjiran lebih lama. "Anggaran sudah digedok dalam usulan musrenbang Maret 2019. Kan sudah ada dananya tapi nggak dikerja-kerjakan. Wes-wes," tandas Ummik Aini sapaan akrabnya. Sementara itu, Ketua LPMK Asemrowo Moch Widodo akan mengawal proyek gorong-gorong ini sampai tuntas. Sebab wilayah Asemrowo jarang tersentuh oleh pemkot. Bahkan masih ada tiga titik lokasi yang menjadi PR Dinas PU Bina Marga dan Pematusan. "Selain di Jalan Tambak Mayor juga ada lagi proyek box culvert yang masih belum terealisasi. Seperti di Jalan Genting Tambak Dalam, Jalan Asem Mulya, Jalan Tambak Dalam Utama, yang total anggarannya memakan Rp 3,2 miliar," ungkap Widodo. Dia berharap tahun ini proyek tersebut bisa dituntaskan. Karena warga Asemrowo dinilainya sudah kenyang dengan masalah banjir yang tak kunjung mendapat solusi konkret. "Kasihan warga. Banyak yang mengeluh. Apalagi sebentar lagi akan memasuki musim hujan. Paling tidak upaya-upaya pembuatan saluran ini bisa disegerakan. Karena bila hujan tiba, banjir di wilayah Asemrowo ini sudah seperti sarapan warga," tuntasnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Juli Prasetya mengatakan, bahwa untuk wilayah Tambak Dalam, Tambak Mayor, awalnya lahan milik provinsi lalu dibangun permukiman. “Artinya secara alas hak masih harus dicek dulu apa sudah ada sertifikat atau masih aset provinsi,” ujar Eko. Eko menambahkan, jadi pemkot secara menyeluruh belum bisa masuk untuk pembangunan sistem drainasenya. “Coba cek ke lapangan, itu permukiman apa ada sertifikatnya,” pungkas Eko. (mg-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait