Pusham Surabaya Deklarasi Gerakan Pencegahan Ektremisme dan Radikalisme

Rabu 08-09-2021,13:44 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, Memorandum.co.id - Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) Surabaya menyelenggarakan Deklarasi Forum Guru Lintas Sekolah Untuk Pencegahan Ekstremisme dan Radikalisme di Lingkungan Sekolah untuk Wilayah Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan oleh PUSHAM Surabaya melalui program Guyub untuk meningkatkan Human Security di provinsi Jawa Timur yang merupakan kerjasama antara PUSHAM Surabaya dengan UNDP Indonesia yang didukung oleh United Nations Trust Fund for Human Security (UNTFHS). Acara tersebut diadakan di Hotel Santika Premiere Gubeng, Kota Surabaya, Rabu (8/9/2021). Beberapa data survey terakhir serta pengalaman pribadi guru yang disampaikan dalam diskusi menunjukkan perkembangan ekstremisme dan radikalisme yang mengkhawatirkan. Survey yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Februari 2016, ada 84% dari 760 siswa di 171 sekolah yang diteliti mendukung peraturan negara berdasarkan agama; 52% siswa mendukung cara kekerasan untuk solidaritas agama, dan 14% siswa setuju peledakkan bom sebagai cara untuk memperjuangkan agama. Ataupun hasil riset Alvara Research yang menunjukkan bahwa dari 989 responden muslim yang disurvey, ada 18,10% responden yang memiliki kecenderungan untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Menurut Ketua PUSHAM Surabaya, Johan Avie, pembentukan dan deklarasi forum guru merupakan sebuah jawaban atas kegelisahan guru yang sudah disampaikan dalam diskusi sebelumnya. "Forum diskusi merasa membutuhkan suatu forum guru yang secara aktif bekerja sama dengan instansi pemerintah di luar sekolah. PUSHAM Surabaya yang bergerak sebagai fasilitator dalam mendekatkan guru dengan instansi-instansi pemerintah," tutur pria yang juga berprofesi sebagai pengacara itu. Dijelaskan Johan, acara deklarasi dihadiri langsung oleh 50 perwakilan guru dari Surabaya dan Kabupaten Malang. Selain itu, mengingat keadaan PPKM, PUSHAM Surabaya bersama dengan Diknas Jawa Timur mengundang guru-guru di Jawa Timur untuk hadir secara daring. "Dari pihak pemerintah, sebagai bentuk apresiasi forum guru dihadiri oleh Dr. H. Emil Elestianto Dardak selaku Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur; Kusniadi, S.H., M. Hum selaku Ketua DPRD Jawa Timur; Kombespol Asep Rosadi., M. P. A selaku Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Jawa Timur; serta Dr. Ir. Wahid Wahyudi selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sebagai keynotes speaker," jelasnya. Menurut Johan, kehadiran pemegang kepentingan dan pembuat kebijakan menunjukkan sinergi yang dibangun, tidak hanya dalam lingkungan sekolah saja melainkan juga dari pemerintah. "Sebagai penguat forum guru, akan hadir Prof. Hariyono selaku Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Darmaningtyas selaku Pakar Pendidikan Nasional," terangnya. Lebih lanjut, kata Johan, deklarasi forum guru merupakan salah satu mata acara penting dalam rangkaian upaya PUSHAM Surabaya untuk mensosialisasikan pencegahan ekstremisme dan radikalisme di lingkungan sekolah. "Kegiatan ini bertujuan untuk menanggulangi gerakan civil society dan upaya melawan radikalisme dan terorisme melalui kebijakan pemerintah. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat komitmen dan relasi antara pemerintah dengan masyarakat," ucapnya. Johan berharap, deklarasi ini dapat merumuskan upaya Sistem Deteksi Dini Ekstremisme dan Radikalisme di lingkungan sekolah. Hal ini tidak hanya menyangkut kewajiban guru saja, melainkan juga menyangkut kewajiban instansi pemerintah di luar sekolah sebagai perangkat bersama yang membantu. "Upaya pencegahan tidak dapat dilakukan oleh sekolah saja. Dibutuhkan upaya bersama dari pihak eksternal pula. Pembuat kebijakan, instansi penegak hukum, hingga Diknas sebagai instansi yang menaungi sekolah turut serta masuk ke dalam upaya pencegahan ekstremisme dan radikalisme di lingkungan sekolah," tandasnya. (mg5)

Tags :
Kategori :

Terkait