Bosan Online, Anak-anak Bratang Ciptakan Kebersamaan dengan Bermain di Musala

Kamis 19-08-2021,10:32 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, memorandum.co.id - Sejak virus Covid-19 menggerogoti peradaban, aktivitas di sektor pendidikan terpaksa diberhentikan. Pemerintah Indonesia melarang kegiatan belajar mengajar diselenggarakan. Khawatir generasi penerus dilahap virus mematikan. Satu tahun lebih pandemi berjalan, dunia pendidikan masih belum juga dipulihkan. Menghadapi ini, banyak siswa-siswi jenjang SD, SMP, dan SMA yang kehilangan gairah bersekolah. Tidak sedikit kemudian yang menilai jika sekolah daring membosankan. Seperti halnya yang diutarakan anak-anak SD yang bermukim di kawasan Bratang, Surabaya. Mereka menyiasati kejenuhan sekolah virtual dengan bermain di musala Mapolsek Gubeng. "Kabeh (semua) sekolah tapi saiki (sekarang) online. Kurang seru, gak isok (tidak bisa) bertemu Bu Guru karo (sama) teman-teman sebangku," cetus salah satu siswa SD bernama Andre, Kamis (19/8/2021). Hampir tiap hari, usai tuntas sekolah daring, anak-anak Bratang ini pergi ke musala. Biasanya menjelang duhur, sekalian salat. Namun sebelum itu, mereka kerja bakti membersihkan musala terlebih dulu. "Diresiki musalane (dibersihkan musalanya). Soale lek gak awakdewe biasane kotor, mas (soalnya kalau bukan kami yang membersihkan biasanya kotor)," ucap anak lain yang disapa Dani. Selain rutin kerja bakti membersihkan musala, anak-anak tersebut kerap mengaji di sana. Ada ustaz yang biasa mengajari mereka. "Masker kita bawa, ini di kantong. Tapi tak coplok (dilepas), mas, resik-resik soale ngkok digawe maneh (bersih-bersih soalnya nanti dipakai lagi," jelas Dani saat ditanya perihal masker. Kini, di tengah ketidakpastian rencana sekolah tatap muka, bermain dan menghabiskan waktu siang di musala menjadi kegiatan formal anak-anak Bratang. "Rindu sekolah tatap muka, semoga virus korona cepat hilang di Indonesia," harap mereka. (mg3)

Tags :
Kategori :

Terkait