Anggaran Refocusing Covid-19 Belum Terpakai 32 Persen, DPRD Surabaya: Maksimalkan dengan Baik

Minggu 15-08-2021,19:46 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti menyatakan, pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surabaya pada semester I Tahun Anggaran 2021 tercapai sekitar 40,93 persen atau Rp 2,2 triliun dari target awal senilai Rp5,5 triliun. "Capaian PAD dapat dikatakan relatif cukup baik. Di tengah kondisi pandemi Covid-19. Surabaya masih mampu mencatatkan perolehan PAD senilai 40,93 persen," katanya, Minggu (15/8/2021). Reni menjelaskan, secara umum, APBD Kota Surabaya 2021 mencapai angka Rp 9,8 triliun. Adapun pada postur anggaran APBD 2021 untuk segi pendapatan senilai Rp 8,6 triliun dengan proyeksi kontribusi terbesar dari PAD sebesar Rp 5,5 triliun. Di sektor belanja daerah terdiri dari belanja operasional, belanja modal, belanja tidak terduga dan belanja transfer. Proyeksi total belanja daerah adalah Rp 9,8 triliun. Secara keseluruhan, total pendapatan mencapai 41,45 persen dengan rincian, pendapatan yang terdiri dari PAD, transfer pusat, transfer provinsi dan transfer lainnya senilai Rp 8,6 triliun dengan capaian Rp 3,5 triliun. "Capaian yang paling berkontribusi tinggi adalah pajak daerah. Target pajak daerah adalah Rp 4,4 triliun dengan capaian Rp 1,7 triliun atau setara dengan 39,09 persen," urai legislator dari Fraksi PKS ini. Sementara itu, disinggung soal refocusing APBD 2021 untuk penanganan Covid-19, Reni menyebut total anggaran refocusing guna pencegahan dan/atau penanganan Covid-19 sebesar Rp 577,8 miliar. "Lonjakan kasus Covid-19 yang masih terjadi hingga Juni 2021 memaksa adanya refocusing anggaran yang prioritas untuk penanganan covid-19. Hingga awal Agustus 2021 ini, anggaran refocusing baru terserap Rp 284,9 miliar atau sebesar 49,32 persen," jelasnya. Refocusing anggaran ini difokuskan pada bidang kesehatan, bidang ekonomi, dan bidang jaring pengaman sosial. Dalam refocusing anggaran, bidang kesehatan yang mencaplok lebih banyak, yakni 67,59 persen dari total anggaran refocusing. Sehingga Reni berharap, sisa refocusing anggaran penanganan Covid-19 ini ke depan bisa dipergunakan dengan optimal. Salah satu outputnya diharapkan bisa menurunkan lonjakan Covid-19. "Karenanya harus menyentuh penguatan mulai penanganan preventif-promotif (sisi hulu) dan penanganan kuratif-rehabilitatif (sisi hilir)," usul Reni. Selain itu, dia juga mendorong anggaran refocusing bisa dipergunakan untuk membayar sisa insentif nakes. Sebab pembayaran insentif tahun 2021 tidak penuh, baru 75 persen. "Perlu dipertimbangkan. Karena sebagai garda terdepan penanganan Covid-19, nakes bertaruh nyawa dan waktu yang berlebih. Fakta dilapangan nakes pun rela berbagi insentifnya kepada petugas nonnakes yang ada di puskesmas yang tidak masuk kriteria sebagai penerima insentif," pungkasnya. Sementara itu, Sekda Kota Surabaya Hendro Gunawan mengatakan, bahwa pihaknya akan mendorong OPD pelaksana untuk segera melaksanakan kegiatan sesuai rencana. "Kita akan dorong OPD pelaksana," singkat Hendro. Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, nantinya begitu ada tambahan pendapatan asli daerah (PAD) maka yang diutamakan adalah nakes. "Ini sesuai aturan Mendagri, disesuaikan kemampuan masing-masing daerah. Waktu itu PAD jumlahnya kurang, akhirnya hanya mampu 75 persen. Namun, begitu ada tambahan di PAD, maka utamakan untuk nakes sehingga (insentif) bisa 100 persen," tutup Cak Eri, sapaan akrabnya. (mg-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait