Surabaya, memorandum.co.id - Beberapa tokoh masyarakat (tomas)di Kota Pahlawan menyatakan dukungan dan kesiapannya membantu Pemkot Surabaya menyiapkan rumah sehat. Dukungan ini sebagai bentuk keinginan kuat warga membantu pemerintah menekan penyebaran Covid-19 di masing-masing wilayahnya. Dukungan inipun dimanifestasikan dengan menyediakan rumah-rumah sehat di beberapa wilayah kelurahan Surabaya. Salah satunya, dukungan ini disampaikan langsung oleh tokoh masyarakat serta tokoh agama Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng. Tokoh agama sekaligus Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM), Kelurahan Gubeng, Chusaini menjelaskan, awalnya warga menolak wilayahnya dijadikan rumah sehat. Namun, penolakan ini bukan berarti menolak program rumah sehat, tapi karena pemilihan lokasinya di SDN Gubeng I/204. "Intinya, kampung mereka tidak mau ditempati untuk isolasi. Salah satunya karena faktor ketakutan," kata Chusaini, saat ditemui di rumah sehat Jalan Nias nomor 110, Minggu (25/7/2021). Menurut dia, penolakan ini karena lokasi rumah sehat yang awalnya dipilih di SDN Gubeng I/204 yang berada di tengah perkampungan padat penduduk. Apalagi akses keluar masuk untuk kendaraan juga dinilai kurang mendukung. Karenanya, warga kemudian mengajukan beberapa opsi tempat lain untuk dijadikan rumah sehat. "Kemudian warga sepakat mengajukan SMPN 6 Surabaya, tapi peraturan pemkot SMP tidak boleh. Terus warga mengajukan, agar lokasinya di gedung yang dipakai fasilitas olahraga," ungkap dia. Namun, karena tempat yang diajukan itu dinilai kurang representatif, alhasil warga bersama Forkopimcam Gubeng kemudian melakukan musyawarah pada Kamis (22/7/2021) malam. Ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tempat yang bakal dijadikan rumah sehat di wilayah Kelurahan Gubeng. "Sehingga kami selaku LPMK menjembatani antara aspirasi warga dengan program pemerintah. Karena itu, kami berkomunikasi dengan camat, lurah untuk menyampaikan aspirasi warga," kata Ketua LPMK Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Suyadi. Dari hasil musyawarah tersebut, Suyadi menyatakan, bahwa warga bersama Forkopimcam Gubeng kemudian menyepakati rumah sehat ditempatkan di aset milik pemkot di Jalan Nias nomor 110. Tak berhenti sampai di situ, warga pun bahkan rela bergotong-royong membantu pemkot bersih-bersih menyiapkan lokasi tersebut. "Kemudian kami sepakat, kami mempunyai semangat gotong-royong tinggi. Akhirnya kita buktikan, semua kita kerahkan sumber daya yang ada di seluruh RW I, II, III dan IV semua bergotong-royong bersih-bersih dibantu petugas DKRTH," ujar Suyadi. Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua RW II, Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng Surabaya, Soesiyanto. Pihaknya mengaku mendukung langkah pemkot menyediakan rumah sehat untuk warga Kelurahan Gubeng yang berkategori OTG atau gejala ringan. "Bahwa RW II intinya mendukung program pemerintah. Alhamdulilah dilaksanakan dengan gotong royong. Dari warga RT 1-19 kemarin kompak, dua hari kerja bakti," kata Soesiyanto. Pihaknya berharap, sifat gotong-royong yang telah ditunjukkan warga Kelurahan Gubeng ini dapat dijadikan contoh bagi masyarakat di wilayah lain. Bagi dia, setiap permasalahan itu tentunya bisa diselesaikan dengan mengedepankan asas musyawarah dan gotong-royong. "Alhamdulilah tokoh-tokoh masyarakat juga RT/RW se-Kelurahan Gubeng mendukung. Syukur alhamdulillah, ini bisa dibuat contoh warga se-Surabaya. Jadi kita bukan menolak, tapi memberikan solusi," jelasnya. Sekarang ini, lokasi rumah sehat yang berada di Jalan Nias nomor 110 terus dilakukan perbaikan. Mulai dari sarana prasarana hingga instalasi saluran air. Tentunya perbaikan ini dilakukan supaya warga merasa nyaman dan aman ketika menjalani pemulihan kesehatan di Rumah Sehat Gubeng. Dengan lokasi yang sangat representatif dan akses jalan mendukung, setidaknya ada 10-12 kamar yang tengah disiapkan dengan kapasitas sekitar 30 orang. Dukungan terhadap penyediaan rumah sehat, rupanya juga ditunjukkan oleh warga Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari. Bahkan, tokoh masyarakat di sana, mengaku telah mengajukan beberapa tempat untuk dijadikan rumah sehat. "Untuk kelurahan gading kita sudah mengajukan beberapa tempat untuk dijadikan tempat isolasi mandiri dan kemudian yang kita pilih adalah SDN Gading III nomor 179," kata Ketua LPMK Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari Hartono. Menurut dia, sekolah yang berada di Jalan Kenjeran nomor 433 Surabaya ini, dipilih menjadi Griya Gading Sehat lantaran lokasinya yang strategis dengan akses jalan mendukung. Apalagi lokasi lembaga pendidikan ini juga dinilainya agak jauh dari pemukiman padat penduduk. "Di sini disiapkan ada delapan bed. Memang kesepakatan dengan warga untuk orang yang isolasi mandiri di sini. Karena sekarang isolasi mandiri bukanlah yang positif berat, tapi yang ringan dan juga disitulah dinamakan Griya Gading Sehat," imbuhnya. Dukungan yang sama juga disampaikan Ketua RW V, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal Jainuri. Dia bersama warganya mengaku bersyukur lantaran lokasi yang bakal dijadikan rumah sehat oleh pemkot sangat dekat dengan perumahan. "Saya mendengar Pak Wali Kota akan membuka lahan Rumah Sehat dekat sekali dengan perumahan kita. Secara otomatis kita sangat bersyukur, kalau nanti warga saya isolasi di SDN Sumberrejo II, kan sangat dekat," kata Jainuri. Memang ada beberapa pertimbangan yang membuat Jainuri bersama warganya mendukung langkah pemkot menyiapkan rumah sehat di SDN Sumberrejo II Surabaya. Pertama, dari evaluasinya, banyak warganya yang terpapar Covid-19 dan kesulitan untuk mendapatkan oksigen medis. Selain itu, tenaga kesehatan Puskesmas Benowo juga terkadang harus terkendala ketika akan melakukan penjangkauan ke rumah-rumah warga. "Nanti kalau penanganan tentunya tenaga kesehatan sendiri dari Puskemas Benowo tidak kesulitan lagi mencari alamat ke sana ke sini, karena langsung sentral di lokasi itu. Insya allah warga sendiri tidak ada penolakan, justru mendukung," tandasnya. (fer/udi)
Tokoh Masyarakat Dukung Pemkot Surabaya Siapkan Rumah Sehat
Minggu 25-07-2021,20:06 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :