Yuli Setyo Budi, Surabaya Ningsih girap-girap. Dia tidak tahu apa yang menempel di pangkal kaki suaminya itu. Bentuknya aneh. Ningsih lantas bergegas melemparkan diri ke atas ranjang dan membenamkan diri di bawah selimut. Keringat dingin bercucuran. Ningsih berusaha melenyapkan bayangan benda aneh tadi, tapi sangat sulit. Makin kuat diusahakan, makin jelas bayangan benda tadi tergambar di benaknya. Sampai masjid dan musala di sekitar memperdengarkan tarkhim pun, Ningsih belum juga bisa memejamkan mata. Kala sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah korden yang tersingkap, samar-samar Ningsih melihat suaminya bergerak. Berdiri… berjalan entah ke mana… dan mak-hlep… hilanglah kesadaran perempuan ini. Bangun-bangun menjelang tengah hari, rumah sudah sepi. Tidak ada suara apa pun. Tampaknya Puri dan anak-anak sudah melakukan aktivitas rutin masing-masing. Bekerja dan bersekolah. Ningsih tak segera mengangkat badan. Tubuhnya masih tergeletak lemas. Tangan kanannya lantas mengambil handphone. Iseng, pelan-pelan dia meng-google benda yang sangat mengagetkannya tadi malam. Ningsih mengetik benda seks. Dia pilih opsi gambar. Jreng… aneka benda yang berhubungan dengan seks terpampang di layar. Salah satunya yang menempel di pangkal kaki sang suami. Setelah berkutat dengan mesin pencariannya, Ningsih menemukan benda misteri milik suaminya itu. Ternyata namanya vagina silikon getar goyang. Ningsih shock. Dia merasa harga dirinya dikalahkan benda buatan manusia. Sejak itu penilaiannya terhadap Puri berubah total. Ia bertekad akan melabraknya. Maka, dengan tak sabar Ningsih menunggu kedatangan sang suami di ruang tamu. Sore tiba. Tapi, Puri yang biasanya sudah datiag ternyata belum menampakkan batang hidung. Malam tiba. Puri belum juga tampak. Pukul 22.00 lebih, lelaki itu baru membuka pintu rumah. Ningsih langsung menyambutnya dengan mempertontonkan gambar vagina silicon getar gorang di layar handphone-nya. “Ceraikan aku. Kawin saja dengan barangmu ini,” semprot Ningsih. Malam itu pecah perang dahsyat. Ningsih ngambek. Beruntung Puri bersabar. Dia mencoba menurunkan tensi Ningsih dengan permintaan maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang menyakitkan. “Daripada aku berselingkuh dengan wanita lain, aku melampiaskannya ke benda itu. Maafkan aku,” begitu janji Puri seperti yang diceritakan Ningsih kepada temannya. Jurus mengakui perbuatannya dengan jujur faktanya ampuh. Ningsih memberi kesempatan suaminya untuk bertobat. Kini perempuan yang dicurhati Ningsih sedang berada di antara majelis taklim. Memorandum juga. Dia bertanya kepada ustaz, “Hukumnya apa Taz, berselingkuh dengan benda mati?” Sang ustaz tak segera menjawab. Dia berkata bahwa kejadian itu pasti menyakiti hati istri. Dari situ saja sudah terlihat bahwa berbuatan tersebut tidak baik. “Gimana menurut Ibu-Ibu?” tanya balik Pak Ustaz. (habis)
Fungsinya di Ranjang Digantikan Mrs V Silikon Getar Goyang
Senin 17-12-2018,13:32 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :