Daerah Kekeringan di Jatim Terus Bertambah

Kamis 01-08-2019,14:15 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

SURABAYA - Jumlah daerah yang menyatakan status darurat kekeringan di Jawa Timur diprediksi bakal terus bertambah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim mencatat ada dua daerah mengalami kekeringan kritis yang belum menyatakan status darurat kekeringan, yakni Pacitan dan Ngawi. “Saat ini pemerintah daerah yang sudah menyatakan status siaga darurat kekeringan ada 15 daerah. Jumlahnya kemungkinan bertambah, karena dua daerah itu belum menyatakan status siaga darurat kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono, Kamis (1/8). Suban berharap, pemerintah daerah segera menyatakan status siaga darurat kekeringan bagi daerah yang mengalami kering kritis. Karena dengan begitu, Pemprov Jatim dapat mengerahkan bantuan penuh terhadap daerah. “Bu Gubernur juga sudah mengimbau melalui surat edaran, agar daerah mengalami kekeringan, siaga kekeringan,” ujar Suban. Suban mengaku telah memetakan daerah yang mengalami kekeringan pada musim kemarau 2019. Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, sebanyak 24 dari 28 daerah terdampak kekeringan mengalami kekeringan kritis. Di antaranya, seluruh kabupaten di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep). Kemudian, kawasan tapal kuda meliputi Lumajang, Situbondo, Pasuruan, Bondowoso, Banyuwangi dan Probolinggo. Daerah lainnya, yakni Jember dan Pasuruan, Jombang, Nganjuk, Pacitan, Ponorogo, Ngawi dan Madiun. Selanjutnya Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Blitar, Tulungagung dan Trenggalek. “Mengalami kering kritis karena suplai air kurang dari 10 liter per orang per hari, dan jarak airnya lebih dari tiga kilometer. Itu terjadi di 566 desa di 180 kecamatan tersebar di 24 daerah di Jatim,” ungkapnya.(why/udi)

Tags :
Kategori :

Terkait