Lumajang, memorandum.co.id - Adanya pagebluk yang melanda negeri ini membuat ramai dunia maya.Dalam video yang beredar di media sosial terlihat ada beberapa patung patung manusia yang dipakaikan baju tergantung di depan rumah-rumah warga Dusun Biting, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono. Hal tersebut adalah cara masyarakat untuk menangkal wabah penyakit yang saat ini melanda dan diyakini oleh masyarakat adalah wabah thoun atau dalam mitologi Jawa disebut pagebluk. Terkait banyaknya cerita dari masyarakat yang mengalami kejadian ganjil yakni menjelang malam ada orang yang ketuk- ketuk pintu rumah penduduk, namun setelah dilihat tidak orang di luar. Menyikapi hal tersebut, Ketua PCNU Lumajang Muhammad Mas’ud Taua yang disapa Gus Mas’ud menjelaskan bahwa wabah thoun/pagebluk dalam bahasa sekarang ini adalah pandemi. Dalam Islam sendiri persoalan pandemi atau thoun adalah sebuah fenomena yang pernah terjadi di zaman Rasululloh SAW dan terjadi manakala Allah SWT berkehendak untuk menurunkan wabah thoun. Menurutnya thoun bisa menjadi wabah jika menyerang secera masiv dan jatuh banyak korban. Seperti yang sekarang ini dialami oleh hampir menyeluruh penduduk di dunia. Sehingga apabila banyak masyarakat yang membuat patung patung berupa manusia, mengadakan selamatan atau ritual ritual yang diyakini bisa menangkal wabah Thoun itu adalah merupakan bentuk ikhtiar atau upaya dari masyarakat dengan cara berdoa. Meskipun demikian, Gus Mas’ud kurang sependapat apabila masyarakat lebih meyakini jika membuat patung patung atau melakukan ritual ritual bisa sepenuhnya melindungi diri dari wabah yang terjadi saat. Tentunya hal tersebut harus diimbangi dengan melaksanakan anjuran atau kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yakni disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Karena menurutnya penerapan protokol kesehatan adalah juga bentuk ikhtiar dari pemerintah untuk menekan berkembangnya wabah yang saat ini melanda. Sementara itu saat disinggung tentang merebaknya kepercayaan masyarakat bahwa penyakit yang melanda negeri ini bukan disebabkan oleh Covid melainkan oleh thoun/pagebluk dinilai sebagai kegagalan pemerintah dalam mengatasi pandemic. Gus Mas’ud menegaskan untuk tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa pemerintah gagal. Karena menurutnya dilakukan pemerintah dengan memberlakukan PPKM Darurat adalah ikhtiar atau upaya dalam mengatasi pandemic Covid 19. “PPKM Darurat adalah salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi pesoalan pandemic yang melanda negeri ini Lha wong ppkm nya saja belum dipatuhi kok tiba sudah mengklaim Pemerintah gagal” tegasnya Gus Mas’ud berharap antara Pemerintah dan Masyarakat bisa kompak berjalan sesuai dengan porsinya masing masing. Ketika pemerintah berperan dengan baik, masyarakat juga berperilaku dengan baik, diharapkan Negara ini bisa keluar dari pendemi minimal bisa meminimalisir penyebaran Covid yang tidak terkontrol. “Berdoa kepada Allah, dan mematuhi protokol kesehatan. mengadakan ritual dengan selamatan, membuat patung patung yang bisa diyakini menangkal wabah Thoun bisa dilakukan karena itu adalah bentuk doa tetapi harus tetap dengan mengedepankan Syare’at dan tidak mengabaikan protokol kesehatan” Tambah Gus Mas’ud Tak hanya itu Gus Mas’ud berpesan agar pemerintah serius dalam mengatasi persoalan pandemi yang terjadi. “Persoalan kelangkaan oksigen, obat obatan jangan sampai dipermainkan demi kepentingan segelintir orang atau kelompok," pungkas Gus Mas’ud (ani)
Ketua PCNU Lumajang Imbau Masyarakat Berikhtiar dan Patuh Prokes Hadapi Pagebluk
Rabu 14-07-2021,20:11 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :