Surabaya, memorandum.co.id - Baru-baru ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah menyiapkan ratusan peti mati bagi pemakaman yang menggunakan protokol Covid-19. Meski Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap peti tersebut tak terpakai, namun langkah membuat peti mati di Balai Kota tersebut mendapatkan tanggapan dari warga. Sulaiman Darwis, aktivis MADAS (Madura Asli) yang beberapa kali turun mendampingi tim tenaga kesehatan melakukan tes swab saat penyekatan Suramadu lalu, dengan tegas menyayangkan statement Eri Cahyadi. “Jangan lebay, lah. Sangat tidak etis kalau mikir pentingnya penyiapan peti mati, sedangkan banyak persoalan yang lebih penting. Ayo lah, fokus pada penguatan gizi masyarakat agar memiliki sistem imun yang baik, yang kuat. Masyarakat Surabaya ini mandiri-mandiri, banyak pelaku UMKM. Tinggal difokuskan produk UMKM pada olahan empon-empon. Itu jelas berfaedah," terangnya, Sabtu (3/7/2021). Darwis mendorong Wali Kota Surabaya sebaiknya memberikan ketenangan, bukan ketakutan pada warganya. “Selama ini, MADAS selalu mendampingi Pak Wali Kota, tapi tolonglah beri ketenangan pada masyarakat. Apalagi saat PPKM Darurat sekarang ini. Ayolah dicek masyarakat, terutama kawan-kawan PKL, bagaimana pendapatan harian mereka sekarang," urainya. Sementara itu, aktivis perempuan asal Wonocolo, Lia Istifhama menyesalkan rencana ratusan peti tersebut disampaikan kepada publik. “Pemerintah memang berhak atas kebijakannya, dan tetap kita berpikir positif atas apa yang menjadi kebijakan mereka. Namun, apa harus disampaikan ke publik?" kata Ning Lia. Sebab menurutnya, seorang pemimpin harus bersifat Meneng Ing Solah Bowo. Artinya, seorang pemimpin harus bersikap tenang dalam menghadapi segala permasalahan yang mungkin timbul dalam kepemimpinannya. "Dalam hal ini, sebisa mungkin pemimpin jangan menimbulkan kepanikan. Sebaliknya, marilah kita bangun ketenangan," jelasnya. Putri tokoh NU alm. KH Masykur Hasyim tersebut juga menambahkan, semua pihak agar membangun pikiran positif atau khusnudzon. “Cobalah kita tengok masyarakat, mereka sudah prokes kok. Jangan lagi ada yang bilang kalau masyarakat itu angel tuturane (sulit diberitahu) atau bandel. Tapi marilah kita lihat secara holistik. Bagaimana situasi pendidikan dan perekonomian masyarakat kecil sekarang," ucapnya. "Mereka semua tengah bertarung untuk survive di tengah pandemi. Jadi kalau bisa, kita semua gandengan tangan membangun ketenangan agar setidaknya, meski situasi susah, masyarakat masih bisa tersenyum. Panik bukan solusi,” imbuh Ning Lia. (mg3)
Pemkot Siapkan Ratusan Peti Pemakaman Covid-19, Ini Kata Warga Surabaya
Sabtu 03-07-2021,17:40 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :